Kampanye Earth Hour Efektif Kurangi Konsumsi Listrik

Berdasarkan pelaksanaan Earth Hour di tahun lalu mampu mengurangi penggunaan listrik 5 persen.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Mar 2017, 13:12 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2017, 13:12 WIB
Kampanye Earth Hour, 32 Kota di Tanah Air Gelap Gulita
Pemadaman lampu saat Earth Hour menjadi wujud nyata kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta - Kampanye hemat energi Earth Hour dengan mematikan perangkat elektronik selama satu jam, dari Pukul 20.30 sampai 21.30 akan sangat efektif untuk mengurangi konsumsi listrik. Rencananya kampanye tersebut akan diselenggarakan pada Sabtu ini.

Deputi Manager Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) Dini Sulistyawati ‎mengatakan, konsumsi listrik akan mengalami penurunan jika masyarakat ikut berpartisipasi mematikan perangkat elektronik selama kampanye Earth Hour tersebut.

"Terkait Earth Hour tentunya ada pengaruhnya apabila masyarakat memang ada kepedulian tentang Earth Hour," kata Dini, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Sabtu (25/3/2017).

Berdasarkan pelaksanaan Earth Hour tahun lalu mampu mengurangi penggunaan listrik 5 persen. Namun, ketika ditanyakan perkiraan penurunan konsumsi listrik atas pelaksanaan kampanye hemat energi tersebut, dia belum bisa menyebutkan.

"Mengenai besaran nanti setelah pelaksanaan baru bisa dihitung. Kalau pengalaman tahun sebelumnya, Earth Hour ini turun sekitar 5 persen," jelas Dini.

Untuk diketahui, pada 2016 beban puncak konsumsi listrik Jakarta 3.970 Mega Watt (MW)‎, dengan diselenggarakannya kampanye tersebut berkurang menjadi 3.890 MW, dengan begitu beban puncak turun sebesar 80 MW.

Untuk melaksanakan Earth Hour, PLN Disjaya tidak melakukan persiapan khusus, karena PLN sudah biasa menyiagakan pasukannya untuk mengatasi kendala kelistrikan. Sedangkan di sisi pembangkit yang memasok listrik Jakarta, dengan otomatis bisa menyesuaikan pasokan listriknya jika konsumsi listrik menurun.

"Jadi kalau persiapan khusus banget memang tidak ada, karena memang pembangkit kita bisa menyesuaikan secara frekuensi dan seperti biasa petugas pengatur kita standby 24 jam jadi kalau persiapan PLN selalu siap," tutup Dini. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya