Jurus Kemenperin Tekan Pengangguran Usia Muda di Indonesia

Program vokasi industri ini diharapkan menjadi solusi dalam mengatasi pengangguran usia muda di Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Apr 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2017, 10:00 WIB
Airlangga Hartarto
Airlangga Hartarto kini menjabat sebagai Menteri Perindustrian

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan meluncurkan program pendidikan vokasi industri di wilayah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta pada hari ini. Hal tersebut merupakan kelanjutan dari program pendidikan vokasi yang sebelumnya diluncurkan di Jawa Timur pada akhir Februari lalu.

“Kami akan melaunchingnya pada Jumat, 21 April 2017 di Semarang, Jawa Tengah,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis‎ di Jakarta, Jumat (21/4/2017).

Dia mengungkapkan, program vokasi industri ini diharapkan menjadi solusi dalam mengatasi pengangguran usia muda di Indonesia. Karena pendidikan vokasi yang diterapkan memiliki kosep link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan.

“Di samping itu, pendidikan vokasi ini untuk memenuhi kebutuhan dunia industri terhadap peningkatan kompetensi sumber daya manusianya, sebagai faktor penting agar memenangkan kompetisi di era persaingan global saat ini,” papar dia.

Kebijakan prioritas lainnya, yang disampaikan Airlangga, yaitu pembangunan industri di luar pulau Jawa yang sejalan dengan visi Pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sentris. Langkah ini juga turut mendorong pemerataan untuk kesejahtaraan masyarakat.

"Karena industri memiliki multiplier effect dan berkontribusi besar bagi perekonomian nasional,” kata dia.

‎Airlangga juga menyampaikan, beberapa kawasan industri di dalam negeri telah siap diisi oleh investor dan didukung dengan fasilitas penunjang seperti pelabuhan dan infrastruktur lainnya. Misalnya, Kawasan Industri Sei Mangkei, Sumatera Utara yang difokuskan pada pengembangan oleokimia.

Kemudian, Kawasan Industri Dumai, Riau dan Kawasan Industri Berau, Kalimantan Timur yang akan dibangun menjadi Palm Oil Green Economic Zone (POGEZ). Serta Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah dan Kawasan Industri Konawe, Sulawesi Tenggara yang menjadi pusat pengembangan industri smelter berbasis nikel.

Ke depan, pemerintah juga mendorong percepatan pembangunan kawasan industri di Tanjung Buton, Tanah Kuning, Gresik, Kendal, dan Serang. Kemenperin mencatat, hingga saat ini, sebanyak 73 kawasan industri yang telah beroperasi di seluruh Indonesia.

Airlangga memastikan, pembangunan infrastruktur merupakan kunci untuk meningkatkan konektivitas serta mampu mengerek produktivitas industri di dalam negeri. “Pemerintah menyadari bahwa infrastruktur merupakan faktor yang dapat meningkatkan langsung konektivitas. Sekarang kami sedang bangun jalan, pelabuhan, dan fasilitas lain yang dampaknya mungkin terasa di tahun 2019,” jelas dia.

Kemenperin juga mendorong industri kecil dan menengah (IKM) untuk dapat beroperasi di kawasan industri untuk memudahkan proses produksinya terutama dalam mendapatkan bahan baku. Hal ini diyakini pula dapat menekan biaya logistik bahan baku yang selama ini bebannya cukup besar.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya