Liputan6.com, New York - Tahun 2017 mungkin menjadi salah satu tahun terbaik bagi CEO Amazon Jeff Bezos. Pada minggu lalu, pria 53 tahun ini mampu mencetak peningkatan kekayaan hingga US$ 2 miliar atau setara Rp 26,6 triliun (kurs US$ 1: Rp 13.311)
Kini kekayaan Jeff Bezos bertengger di angka US$ 80,5 miliar atau setara Rp 1.071,5 triliun seiring dengan kenaikan harga saham dan meningkatnya kinerja keuangan perseroan.
Advertisement
Baca Juga
Jumlah kekayaan Bezos kini hanya selisih US$ 7 miliar atau Rp 931,7 triliun dari orang terkaya dunia, Bill Gates. Penilaian kekayaan ini berasal dari laporan yang dikeluarkan Forbes dan Bloomberg. Bezos juga mampu menyalip kekayaan dari investor terkaya dunia Warren Buffett.
Jumlah harta Bezos memang hanyalah catatan statistik. Namun setidaknya ​dia bisa mejadi teladan bagi pengusaha dan pemimpin bisnis di seluruh dunia.
Jadi, pelajaran apa yang bisa diambil dari Bezos hingga ia bisa menjadi salah satu orang terkaya nomor di muka bumi? Berikut ini lima hal penting tersebut seperti dilansir laman Telegraph:
1. Berpikir besar
Amazon dimulai pada tahun 1994 sebagai peritel buku online. Buku dipilih Bezos karena ia melihat bahwa itu adalah cara yang relatif mudah untuk melakukan ritel online. Amazon hadir dalam ukuran standar, menawarkan paket dengan berbagai pilihan dan harga.
Tapi dia berambisi lebih jauh ingin melampaui itu. Akhirnya hampir semua buku yang dijual berpindah ke bentuk CD, dan DVD, jelaslah bahwa Bezos menginginkan Amazon menjadi peritel terbesar di dunia. Jadi sejak awal berdiri dia sudah berpikir besar dan mengerjakan yang terbaik yang dia bisa mencapai target.
Inovasi
2. Terus berinovasi
Amazon saat ini lebih dari sekedar bisnis pengecer buku online. Telah dibangun bisnis komputasi besar yang melayani beberapa perusahaan website terbesar dunia. Mereka juga membuat film dan serial TV untuk layanan perdana streaming.
Amazon juga telah mengembangkan penerbitan, toko fisik, penjualan grosir, produk label sendiri, dan sistem pengiriman drone. Dalam beberapa minggu perusahaan ini pasti selalu melakukan uji coba atau hal-hal baru lainnya. Hal inilah yang menjadi penyemangat untuk mereka terus membuat inovasi.
Sebagian besar perusahaan memang menghasilkan satu atau dua gagasan bagus, seperti Google yang menciptakan mesin pencari dan sistem operasi Android. Namun Amazon hadir dengan puluhan di antaranya. Hal itu mungkin sulit untuk ditiru, tapi ini adalah model yang sangat hebat jika Anda bisa melakukannya dengan benar.
3. Jangan khawatir dengan kegagalan
Seperti yang Anda harapkan untuk sebuah perusahaan yang selalu mencoba barang baru, Amazon juga selalu melakukan itu. Seperti pernah menciptakan smartphone dengan investasi sebesar US$ 170 juta, tetapi ciptaannya tersebut justru tidak mengalami kemajuan hingga saat ini.
Namun, apakah mereka mengkhawatirkan hal itu? Bezos menerima kenyataan bahwa jika Anda tidak mencoba banyak barang, Anda tidak akan pernah memiliki lebih dari satu atau dua bisnis. Jadi jangan pernah takut gagal.
Advertisement
Pangsa pasar​
4. Pangsa pasar​
Amazon tampaknya tidak peduli apakah bisnisnya menghasilkan banyak uang. Mereka lebih tertarik untuk mencari pangsa pasar dan bisa mendominasi di sana. Karena dengan begitu keuntungan akan datang dengan sendirinya.
Ini mungkin sama sekali tidak menguntungkan pada awalnya, tapi dengan cara ini maka Anda akan bisa menghasilkan uang. Meski dengan untung yang sedikit, namun jika laku banyak, maka keuntungan yang didapat pun menjadi lebih banyak.
Daripada mencari keuntungan yang besar, tapi barang yang Anda tawarkan tidak menarik dan tidak disukai pasar, hasil yang didapat juga sedikit.
5. Lupakan akuisisi
Adalah salah jika mengatakan bahwa Amazon tidak membeli perusahaan. Perusahaan ini justru membayar sebesar US$ 1,2 miliar untuk toko sepatu online Zappos pada tahun 2009 dan US$ 900 juta untuk situs streaming video game Twitch pada tahun 2014.
Dalam masa itu telah terjadi serangkaian pengambilalihan yang disepakati. Barang yang dijual juga hanya laku sedikit. Bezos pun bertekad untuk menggunakan konten Netflix, programnya ini sendiri telah menghabiskan jumlah besar dibanding tawaran dari para pesaingnya​.
Amazon juga pernah mencoba bersaing dengan Spotify dalam musik, Sainsbury's dan Tesco dalam hal belanjaan. Dan seperti diketahui sebagian besar akuisisi justru menghancurkan nilai. Karena itu jauh lebih baik membangun saingan sendiri mulai dari bawah hingga atas.
Amazon memang jauh dari sempurna, dan pernah kalah bersaing dengan beberapa perusahaan. Tapi dengan dorongan tanpa henti untuk terus berinovasi dan menciptakan produk baru, perusahaan ini bisa bertahan.