Keputusan Menikah Justru Bisa Bikin Karier Cemerlang

Banyak hasil studi menunjukkan pernikahan membuat justru karier wanita dan pria lebih cemerlang.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 05 Mei 2017, 05:30 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2017, 05:30 WIB
Ilustrasi karier sukses
Ilustrasi karier sukses

Liputan6.com, Jakarta - Keputusan menikah bisa berdampak sangat besar pada karier. Bagi wanita, menikah seringkali dianggap keputusan yang bisa menghambat karier. Ini karena setelah menikah wanita harus membagi peran, yakni sebagai istri, ibu, dan wanita karier.

Tak jarang wanita meninggalkan dunia profesional untuk keinginan membesarkan buah hati dan berperan sebagai ibu rumah tangga.

Namun ternyata, hal tersebut berbanding terbalik dengan sederetan studi. Faktanya justru ada banyak studi yang mengklaim bahwa pernikahan membuat karier wanita lebih cemerlang.

Tidak hanya pada wanita, pria yang menikah pun berpeluang lebih besar meraih kesuksesan di kantor daripada teman sebaya mereka yang masih melajang. Mengapa bisa demikian? Berikut ulasannya seperti dikutip dari CekAja.com:

Wanita yang bekerja dan punya anak adalah manajer yang baik

Berdasarkan penelitan dari Clark University Massachusett Amerika, wanita yang menikah dan memiliki anak, sekaligus menjabat sebagai manajer, merupakan seorang pemimpin yang lebih baik daripada yang tidak menikah.

Penelitian tersebut dilakukan dengan mewawancarai 347 manajer dan eksekutif dari berbagai perusahaan besar di Amerika tentang kehidupan keluarga mereka. Kemudian peneliti juga mewawancarai para kolega, bawahan, serta atasan mereka tentang performa kerja.

Hasilnya, mereka yang berkomitmen mengurus keluarga memiliki penilaian yang lebih baik. Alasannya, karena wanita harus multitasking, bisa menangani stres, dan jadi pandai bernegosiasi setelah berumah tangga.

Pengalaman berumah tangga membentuk pribadi wanita menjadi seorang pemimpin yang lebih baik di kantor.

Pria menikah bekerja lebih keras

Studi yang dilakukan Institute Family Studies Amerika menyebutkan, pria yang telah menikah bekerja 400 jam per tahun lebih lama daripada pria lajang. Fakta ini didukung oleh penelitian Harvard yang menyebutkan pria beristri cenderung tidak berpindah-pindah pekerjaan.

Alasannya sederhana saja. Selama ini kerja keras dianggap mampu meningkatkan penghasilan Di Amerika, pria yang telah menikah pada usia usia 28-30 tahun mampu menghasilkan US$ 15.900 atau sekitar Rp 210 juta per tahun. Penghasilan ini lebih tinggi daripada pria sebaya yang masih melajang.

Sementara itu, pria usia 44 tahun-46 tahun dan belum menikah mampu mendapatkan penghasilan senilai US$ 18.800 atau Rp 250 juta per tahun. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan mereka yang belum berkeluarga namun berada di rentang usia sama.

Lebih Produktif



Wanita menikah lebih produktif

Ibu yang berkarier lebih produktif dibandingkan dengan wanita menikah yang belum punya anak. Ini merupakan kesimpulan studi Federal Reserve Bank of St. Louis. Ibu dengan jumlah anak paling sedikit dua adalah yang paling produktif.

Ibu yang bekerja mungkin meninggalkan kantor lebih cepat atau tepat waktu agar bisa langsung pulang dan mengurus buah hati. Meski demikian, sesungguhnya mereka benar-benar menggunakan waktu bekerja di kantor lebih efektif dan efisien.

Jangan khawatir bagi Anda yang memutuskan keluar kerja setelah punya anak. Karena Anda dapat kembali kapan saja dan justru meraih kesuksesan yang lebih besar. Contohnya adalah Brenda Barners, yang menjadi CEO di usia 50 tahun setelah resign dari Pepsi untuk membesarkan anak selama enam tahun.


Pria menikah lebih mudah mendapatkan promosi

Studi Stanford University mengungkap, pria yang sudah jadi ayah merupakan karyawan paling disukai perusahaan. Pria menikah lebih mudah mendapat promosi dibandingkan pria yang masih lajang.

Ini karena perusahaan menilai, pria menikah lebih bertanggung jawab dan lebih berdedikasi. Umumnya pria menikah juga digaji lebih tinggi dan mendapat tunjangan sosial lebih banyak. (Baca juga: Anggapan-anggapan Wanita yang Bisa Membuat Dirinya Terjebak dalam Bencana Finansial)

Rentan depresi


Pria dan wanita menikah tidak rentan terkena depresi karena pekerjaan

Dalam Longitudinal Study of a Cohort of Young Adults yang dimuat dalam Journal of Marriage and Family, pria yang sudah menikah tidak mudah depresi dan tidak mengalami ketergantungan alkohol.

Pria yang menikah tidak gampang stres akibat tekanan kerja di kantor dibandingkan dengan mereka yang masih lajang. Alasannya karena mereka punya istri yang mendukung dan meringankan tekanan di kala stres.

Hal yang sama juga berlaku bagi wanita. Berdasarkan "Chronic Stress and the Social Patterning of Women’s Health" dalam jurnal Social Science and Medicine, wanita yang sudah menikah berisiko lebih rendah mengalami masalah dengan alkohol. Mereka juga tidak mudah depresi karena pekerjaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya