Seluruh Gerai 7-Eleven Tutup, Apa Dampaknya ke Ekonomi RI?

Pemerintah terus mengamati perkembangan industri ritel di Tanah Air mengingat pasar atau bisnis selalu ada pasang surut.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 26 Jun 2017, 13:50 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2017, 13:50 WIB
Sevel Tutup
Warga melihat-lihat kawasan gerai 7-Eleven yang tutup di kawasan Jalan Kapten Tendean, Jakarta, Sabtu (24/6). Penutupan seluruh gerai 7-Eleven di Indonesia akan dilakukan 30 Juni 2017. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Gerai 7-Eleven di seluruh Indonesia bakal tutup per 30 Juni 2017. Berhentinya kegiatan operasional 7-Eleven yang dikelola PT Modern Sevel Indonesia diklaim tidak akan mengganggu perekonomian Indonesia.

"Jadi dampaknya kalau 7-Eleven ke ekonomi tidak ada," kata Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto saat halalbihalal di rumah dinas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Senin (26/6/2017).

Menurutnya, pemerintah terus mengamati perkembangan industri ritel di Tanah Air mengingat pasar atau bisnis selalu ada pasang surut. Dari sisi kebijakan, pemerintah baru akan mengambil sikap apabila banyak perusahaan ritel terkena dampak dari lesunya industri ritel.

"Kalau dari kebijakan, misalnya kalau kena ke beberapa pemain. Tapi ini kan cuma satu pemain. Jadi kalau menurut saya kasus 7-Eleven hanya persoalan bisnis saja (internal)," Airlangga menjelaskan.

Ditemui di tempat yang sama, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani mengungkapkan hal yang sama. Penutupan seluruh gerai 7-Eleven tidak akan berdampak negatif terhadap perekonomian nasional.

"Tidak ada dampaknya, 7-Eleven mah kecil. Kalau Alfamart dan Indomart yang problem, baru kita bermasalah karena karyawannya banyak sekali," ucap Hariyadi.

Lebih jauh diakui Hariyadi, pasar ritel di Indonesia saat ini masih cukup bagus. Akan tetapi, untuk para pemain baru tentunya harus beradaptasi dan melakukan penetrasi guna menggarap pasar ritel di Tanah Air.

"Di belakang 7-Eleven kan ada Lawson, dan lainnya, jadi ritel memang ketat sekali. Alfamart dan Indomart marjinnya kecil sekali 1,5 persen atau 2 persen, untuk volume sebesar itu cukup kompetitif sekali. Kalau salah strategi bisa rugi," pungkas Hariyadi.

Untuk diketahui, PT Modern Internasional Tbk (MDRN) melalui anak usahanya PT Modern Sevel Indonesia akan menghentikan kegiatan operasional seluruh gerai 7-Eleven per 30 Juni 2017.

Direktur PT Modern Internasional Tbk Chandra Wijaya menuturkan, penutupan seluruh gerai itu disebabkan keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh Perseroan untuk menunjang kegiatan operasional gerai 7-Eleven.

Apalagi setelah rencana transaksi material Perseroan atas penjualan dan transfer segmen bisnis restoran dan convenience store di indonesia dengan merek waralaba 7-Eleven beserta aset yang menyertainya oleh PT Modern Sevel Indonesia sebagai salah satu entitas anak dari perseroan kepada PT Charoen Pokphand Restu Indonesia mengalami pembatalan. Itu karena tidak tercapainya kesepakatan atas pihak yang berkepentingan.

"Hal-hal material yang berkaitan dan timbul sebagai akibat dari pemberhentian operasional gerai 7-Eleven ini akan ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku dan akan diselesaikan secepatnya," kata dia dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia. 

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya