Harga Tiket Pesawat Diramal Kerek Inflasi Juni

Para Ekonom memperkirakan inflasi Juni 2017 akan bergerak di kisaran 0,5 persen-0,6 persen.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Jul 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2017, 08:00 WIB
20160105-Ilustrasi-Inflasi-iStock
Ilustrasi Inflasi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Para Ekonom memperkirakan inflasi Juni 2017 akan bergerak di kisaran 0,5 persen-0,6 persen. Inflasi disumbang oleh kenaikan harga-harga yang diatur pemerintah, seperti tarif angkutan udara menjelang puasa dan Lebaran, termasuk kenaikan tarif listrik pelanggan pascabayar.

Ekonom dari PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede memprediksi inflasi bulan keenam ini cukup terkendali, sehingga optimistis dapat mencapai target sasaran inflasi 4 plus minus 1 persen di akhir 2017.

"Inflasi Juni diperkirakan 0,55 persen atau sekitar 4,22 persen (year on year/yoy). Sedangkan inflasi inti diprediksi 3,19 persen," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (3/7/2017).

Selama Juni ini, dijelaskan Josua, harga beberapa komoditas pokok cenderung turun, yakni daging ayam, cabai rawit merah, dan cabai keriting merah. Sementara inflasi harga barang yang diatur pemerintah (administered price) justru meningkat.

"Inflasi didorong kenaikan tarif angkutan udara, angkutan antar kota karena sebagian besar masyarakat berlibur dan mudik. Juga karena penyesuaian tarif listrik tahap III pelanggan pascabayar," Josua menerangkan.

Sementara itu, Ekonom PT Bank Mandiri Tbk, Andry Asmoro meramalkan, inflasi pada bulan keenam ini sebesar 0,62 persen. Perkiraan ini lebih rendah dari realisasi inflasi 0,66 persen pada Juni 2016. Dengan demikian, inflasi tahunan diproyeksikan bakal turun menjadi 4,30 persen.

"Inflasi bahan makanan terkendali karena kontribusinya diperkirakan 0,03 persen terhadap inflasi Juni ini. Harga pangan stabil di pertengahan bulan Ramadhan dan Idul Fitri karena operasi pasar pemerintah, termasuk membuka kran impor untuk komoditas pangan tertentu," paparnya.

Sedangkan sumber inflasi pada Juni ini, diakui Andry, berasal dari dua faktor, yakni kenaikan tarif listrik golongan 900 VA pada Mei lalu, serta tarif angkutan. Sumbangannya ke inflasi masing-masing 0,20 persen dan 0,15 persen karena tradisi mudik.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya