Harga Emas Melayang Dekati Level Terendah dalam 4 Bulan

Harga emas di pasar spot turun 0,2 persen ke US$ 1.212,09 per ounce, dekati level terendah dalam empat bulan ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 12 Jul 2017, 06:45 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2017, 06:45 WIB
Harga emas di pasar spot turun 0,2 persen ke US$ 1.212,09 per ounce, dekati level terendah dalam empat bulan ini.
Harga emas di pasar spot turun 0,2 persen ke US$ 1.212,09 per ounce, dekati level terendah dalam empat bulan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melayang mendekati posisi terendah dalam empat bulan ini karena penguatan dolar AS. Mata uang AS menguat karena adanya ekspektasi kebijakan moneter Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (tthe Fed) yang akan lebih ketat.

Mengutip Reuters, Rabu (12/7/2017), harga emas di pasar spot turun 0,2 persen ke US$ 1.212,09 per ounce, mendekati level Senin di US$ 1.204,45 per ounce yang merupakan level terendah sejak 15 Maret. Sedangkan harga emas berjangka AS tergelincir 0,2 persen menjadi US$ 1.211,1 per ounce.

Penguatan dolar AS membuat komoditas yang ditransaksikan menggunakan dolar AS akan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang di luar dolar AS. Akibatkan, permintaan akan emas pun melemah sehingga harga emas tertekan.

"Penurunan harga emas baru-baru ini mencerminkan harga pasar sedang dalam tekanan karena adanya rencana pengetatan kebijakan bank sentral," jelas analis Danske Bank, Jens Pederson.

"Namun dengan emas berada di level terendah ini menjadi kesempatan kita untuk terus membeli jika memang nanti ketegangan di Korea Utara kembali meningkat," tambah dia.

Harga emas turun lebih dari 6 persen sepanjang perdagangan Juni lalu. Harga emas sempat menyentuh level tertinggi di US$ 1.300 per ounce.

Pada pekan lalu, harga emas juga tertekan karena data tenaga kerja AS menguat sehingga mendorong spekulasi kenaikan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve pada tahun ini.

"Data tenaga kerja sektor non pertanian membawa berita negatif kepada pelaku pasar. Ini bukan soal angka tetapi spekulasi soal rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS lebih dari satu kali pada tahun 2017," ujar Naeem Aslam, Chief Market Analyst ThinkMarkets.

The Federal Reserve atau bank sentral AS sedang mempertimbangkan upaya menormalkan kebijakan. Dalam sebuah laporan, bank sentral AS akan menaikkan suku bunga secara bertahap dan menurunkan neraca..

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya