Liputan6.com, New York Harga emas menguat tipis dari posisi terendahnya sejak pertengahan Maret, di tengah penantian pedagang akan sinyal Bank Sentral untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya. Harga emas memang sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga.
Melansir laman Reuters, Selasa (11/7/2017), harga emas di pasar spot yang pekan lalu turun 2,3 persen, kini naik 0,07 persen menjadi US$ 1.213,61 per ounce. Ini usai mencapai posisi terendah sejak 15 Maret US$ 1.204.45 per ounce.
Baca Juga
Adapun emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus naik US$ 3,50, atau 0,29 persen menjadi US$ 1.213,20 per ounce.
Advertisement
Pedagang berharap para bank sentral kembali memperketat kebijakan moneternya. Alasan kenaikan mulai dari data pekerjaan AS yang lebih baik dan angka ekspor Jerman yang kuat.
Pedagang masih menanti keputusan Bank Sentral AS (The Fed), di mana Gubernur Janet Yellen akan membahasnya di kongres.
"Kami mengulur-ulur tepat setelah penjualan sedikit berkurang pada hari Jumat. Banyak orang yang menunggu kesaksian Janet Yellen pada minggu ini," kata Phillip Streible, broker komoditas senior RJO Futures di Chicago.
Keyakinan tentang Global Growth Outlook juga berdampak ke harga emas.
Obligasi 10-tahun AS telah memberikan imbal hasil besar sejak akhir Juni.
Sementara harga emas turun hampir 7 persen dari posisi tertingginya US$ 1.295,97 pada bulan lalu.
Adapun harga perak naik tipis 0,45 persen menjadi US$ 15,65 per
ounce, setelah jatuh ke posisi US$ 15,16. Platinum turun 0,47 persen di US$ 899,25 per ounce dan paladium naik 0,27 persen pada US$ 840,78 per ounce.
Tonton video menarik berikut ini: