Liputan6.com, New York Harga emas sempat mencapai posisi tertinggi dalam hampir tujuh minggu didorong dolar yang melemah dan prediksi jika data ekonomi yang meragukan akan mengganjal langkah Federal Reserve menaikkan suku bunganya lagi pada tahun ini. Meski kemudian di akhir hari, harga emas berbalik turun.
Melansir laman Reuters, Selasa (1/8/2017), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi US$ 1.267,4 per ounce, setelah naik ke posisi tertinggi sejak 14 juni di US$ 1.270,98 per ounce.
Baca Juga
Harga berada di jalur kenaikan sebesar 2,1 persen pada bulan ini, kinerja bulanan terkuat sejak Februari. Adapun emas berjangka AS turun 0,1 persen menjadi US$ 1.266,60 per ounce.
Advertisement
"Pelemahan dolar yang mendorong harga emas. Ini bukan hanya
terhadap euro, itu terhadap mata uang utama lainnya, "kata
Analis Commerzbank Eugen Weinberg.
Dia mengatakan ini karena kondisi politik AS yang berantakan dan
data ekonomi AS belum menjadi inspirasi.
Adapun mata uang AS jatuh ke posisi terendah dalam hampir 16
bulan terhadap sekeranjang mata uang lainnya, membuat
emas dalam mata uang dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya,
"Meningkatnya ketegangan geopolitik dan ketidakpastian politik,
melemahnya AS data makro dan berdampak ke dolar dan mendukung harga harga," menurut Standard Chartered dalam sebuah catatan.
Adapun untuk logam mulia lainnya, harga perak meraih kenaikan 0,8 persen menjadi US$ 16,79 per ons, setelah naik ke posisi US$ 16,88, tertinggi sejak 29 Juni. Harga Palladium naik 1,1 persen menjadi US$ 886,30.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: