KEIN: Pertumbuhan Industri Kreatif Bisa Angkat Ekonomi Masyarakat

KEIN menyatakan, pertumbuhan industri kreatif juga akan berdampak positif terhadap sektor riil.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Agu 2017, 09:29 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2017, 09:29 WIB
(Foto: KEIN)
KEIN berdiskusi dengan para akademisi di Kota Makassar mengkaji sumber pertumbuhan ekonomi baru berbasis potensi lokal

Liputan6.com, Makassar - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) berdiskusi dengan akademisi Kota Makassar untuk mengkaji sumber pertumbuhan ekonomi baru berbasis potensi lokal, yakni ekonomi kreatif pada Rabu 9 Agustus 2017. Hasil kajian ini sangat signifikan dalam membangkitkan optimisme akan ekonomi Indonesia ke depan, di tengah kekhawatiran adanya tren penurunan daya beli dan konsumsi.

"Jadi, sebagian besar pelaku industri kreatif itu berskala UMKM. Oleh karena itu, pertumbuhan industri kreatif juga akan berdampak positif terhadap sektor riil dan mampu mengangkat perekonomian serta daya beli masyarakat" ujar Ketua Pokja Industri Kreatif KEIN, Irfan Wahid, Kamis (10/8/2017).

Merujuk kepada data BEKRAF dan BPS tahun 2017, sekitar 92,37 persen pelaku industri kreatif masih menggunakan modal sendiri dan belum memperoleh pendanaan dari bank atau venture capital.

Di lain sisi, sebanyak 53,49 persen pelaku belum berbadan usaha dan sekitar 88,95 persen produk atau jasa industri ini belum memiliki HAKI. Dalam hal pemasaran, hampir seluruh pelaku industri kreatif atau sekitar 97,36 persen masih memasarkan di wilayah kota dan kabupatennya sendiri.

Irfan Wahid yang juga akrab dipanggil dengan nama Ipang, menggarisbawahi tantangan utama dalam pengembangan industri kreatif dan solusinya.

"Banyak sebenarnya yang memiliki ide dan kreativitas, potensi konten dan budaya lokal kita juga luar biasa. Persoalannya mereka ini masih membutuhkan dukungan di area permodalan, pengembangan produk dan pemasaran. Harus ada proses inkubasi yang konsisten untuk melakukan hal ini, dengan melibatkan pelaku-pelaku industri yang sudah besar," jelas dia.

Digitalisasi ekonomi diproyeksikan mampu memberikan nilai tambah sebesar US$ 150 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2025 atau sekitar 10 persen terhadap PDB.

Ini akan diikuti dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja hampir 4 juta orang (Mckinsey, 2017). Industri kreatif diharapkan mampu mendukung digitalisasi ekonomi di Indonesia, sehingga idealnya Pemerintah menjadikan Industri kreatif ini sebagai industri prioritas.

Selain itu, KEIN juga menyoroti soal proses penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Industrialisasi 2045 dengan para akademisi.

"Peta jalan ini adalah salah satu tugas untuk KEIN dari Presiden Jokowi. Kita akan fokus pada empat sektor unggulan: industri kreatif, pangan, maritim, serta pariwisata," ujar Ketua Pokja Industri Strategis dan Teknologi Tinggi Andri Sudibyo.

Dia menuturkan, dalam menyusun peta jalan ini KEIN telah mendengarkan masukan dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan industri nasional dari pelaku usaha, pengambil kebijakan, dan seperti yang dilakukan di Makassar ini, kalangan akademisi.

Peta jalan ini akan terbagi ke dalam tiga tahapan yaitu fokus pada pengembangan industri (2017-2025), tahap ekspansi (2026-2035), dan tahap akselerasi (2036-2045).

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya