KEIN: Ekonomi Digital Harus Jadi Basis Pembangunan RI

Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta menilai, memanfaatkan perkembangan teknologi untuk ditransformasikan menjadi aktivitas produktif.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 05 Agu 2017, 13:12 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2017, 13:12 WIB
Indonesia E-commerce Summit and Expo 2017-IESE- Angga Yuniar-20170509
Memanfaatkan perkembangan teknologi untuk ditransformasikan menjadi aktivitas produktif sebagai basis ekonomi digital.

Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) memandang, pemerintah harus memanfaatkan teknologi dalam pembangunan ekonomi ke depannya. Saat ini, terbukti berbagai pusat perbelanjaan mulai tutup karena kalah dari penjualan sistem online.

Wakil Ketua Umum KEIN Arif Budimanta menegaskan, salah satu hal yang mudah adalah dengan memanfaatkan telepon genggam untuk menjadikan basis ekonomi digital ke depannya.

"Kalau dilihat populasi handphone saja sudah melebihi populasi Indonesia, ini harus ditransformasikan menjadi aktivitas yang produktif," kata Arif Budimanta di Jakarta, Sabtu (5/8/2017).

Arif menuturkan, untuk memfasilitasi ekonomi digital tersebut, tidak ada salah jika pemerintah memberikan berbagai insentif untuk sektor e-commerce. Saat ini pasar e-commerce sudah memiliki kapitalisasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan pasar konvensional di satu tempat.

Untuk mendukung pengembangan ekonomi digital tersebut, menurut Arif, masyarakat juga harus dikenalkan dengan alternatif investasi selain melalui tabungan di perbankan.

Dari perhitungannya, banyak masyarakat memiliki rekening di bank dengan saldo di bawah Rp 2 juta. Jika hal itu dihitung secara keseluruhan tiap tahunnya, jumlah tabungan tidak akan bertambah, justru menyusut karena biaya transaksi dan biaya administrasi.

"Coba kenalkan reksa dana, ini jadi alternatif yang cukup bagus juga. Tentu melalui proses sosialisasi bahwa reksa dana ini sedikit berbeda dengan tabungan," tegas dia.

Sementara itu, di kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Fintech Indonesia Karaniya Dharmasaputra mendukung apa yang disampaikan Arif tersebut. Bahkan, dia menambahkan data kapitalisasi salah satu e-commerce jika dibandingkan dengan pasar konvensional.

"Saya belum lama bicara pada pelaku e-commerce, Tokopedia dan Bukalapak. Angka yang dijelaskan ke saya sangat menarik, value of transaction mereka Rp 40 miliar-Rp 100 miliar per hari, itu satu company. Tokopedia menghasilkan Rp 2 triliun-Rp 2,5 triliun per bulan, ini luar biasa," tambah dia. (Yas)

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya