Daftar Merek Paling Berharga di RI, BCA Raih Peringkat Pertama

Total nilai merek-merek dalam BrandZ Top 50 Most Valuable Indonesian Brands 2017 tumbuh 8 persen menjadi US$ 71,6 miliar.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Agu 2017, 10:39 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2017, 10:39 WIB
(Foto: Ogilvy)
Konferensi pers BrandZ Top 50 Most Valuable Brands

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan konsultan merek Kantar Millward Brown dan grup layanan komunikasi terbesar di dunia WPP merilis merek paling berharga di Indonesia. Bank Central Asia (BCA) pun meraih posisi teratas merek Indonesia paling berharga di Tanah Air.

BCA, telah meningkatkan nilainya sebesar 13 persen menjadi US$ 10,5 miliar (Rp 136,5 triliun). Posisi itu membuat BCA hanya tertinggal US$ 800 juta (Rp 10,4 triliun) dari Nissan, yang mencapai urutan nomor 100 di peringkat global.

BCA merayakan ulang tahunnya yang ke-60 tahun ini, setelah membangun reputasi sebagai bank yang mudah diakses, dengan tujuan kuat berdasarkan "Always by Your Side". BCA memiliki lebih dari 1.200 cabang dan 17 ribu ATM dan juga berfokus pada inovasi digital seperti in-app dan banking video.

Sebagai indikasi penggunaan teknologi seluler Indonesia yang tumbuh pesat, Telkomsel naik dua peringkat menjadi nomor 2, tumbuh 27 persen menjadi US$ 8,6 miliar (Rp 111,8 triliun).

Merek itu telah menggunakan layanan digital baru dan komunikasi yang kuat agar bisa lebih terlibat kehidupan konsumen. Janji tersebut diwujudkan dalam kampanye aspiratif #MenjadiYangTerbaik, yang menekankan kecepatan dan stabilitas koneksinya, sekaligus menganjur konsumen untuk menjadi yang terbaik.

Konferensi pers BrandZ Top 50 Most Valuable Brands

Bila dilihat dari sektor usaha, sektor perbankan menjadi sektor dengan nilai merek terbaik. Bank-bank Indonesia mendapat empat tempat teratas di Top 10 dan telah meningkatkan nilai gabungan mereka sebesar 9 persen menjadi US$ 26,5 miliar (Rp 344,5 triliun).

Selain itu, dua merek Indonesia yang paling cepat bertumbuh adalah bank Sinar Mas (nomor atau peringkat 38; naik 50 persen) dan CIMB Niaga (nomor 41; naik 44 persen). Hal ini terkait dengan fakta akses terhadap keuangan merupakan bagian penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia.

Adapun sektor yang paling cepat bertumbuh adalah sektor makanan dan susu, dengan kenaikan nilai gabungan total sebesar 21 persen jadi US$ 3,2 miliar. Ada 15 merek FMCG dalam Top 50, termasuk produk andalan rumah tangga lokal, seperti merek Indomie (nomor 13; naik 18 persen) dan Sarimi (nomor 42; naik 18 persen), dan biskuit merek Roma (baru).

Adapun nama global yang sangat disukai sehingga sering dianggap lokal - termasuk Sunsilk (posisi 30; naik 7 persen) dan Pepsodent (posisi 19; bertumbuh 4 persen). Merek FMCG sangat mampu memenuhi kebutuhan fungsional serta hubungan emosional yang kuat dengan para konsumen.

Adapun jajaran The Brandz Top 10 Most Valuable Global Brands 2017 antara lain:

1. BCA
BCA mencatatkan nilai merek US$ 10,53 miliar. Nilai merek BCA menguat 13 persen.
2. Telkomsel
Telkomsel membukukan nilai merek US$ 8,58 miliar dengan perubahan nilai naik 27 persen.
3. A Mild
Merek rokok ini mempunyai nilai merek US$ 8,29 miliar. Nilai merek rokok tersebut mencapai kenaikan 13 persen
4. BRI
BRI membukukan nilai merek US$ 8,02 miliar dengan alami kenaikan 2 persen.
5. Mandiri
Bank Mandiri mencatatkan nilai merek US$ 5,43 miliar. Kenaikan nilai merek Bank Mandiri sebesar 10 persen.
6. Dji Sam Soe
Merek rokok ini memiliki nilai US$ 2,41 miliar dengan kenaikan 7 persen.
7. Surya
Merek rokok ini mencatatkan nilai merek US$ 2,07 miliar, tapi turun 1 persen.
8. Gudang Garam
Merek rokok ini memiliki nilai mencapai US$ 2,04 miliar dengan perubahan nilai naik 3 persen.
9. Marlboro
Merek rokok Marlboro mencapai US$ 2,02 miliar dengan kenaikan 9 persen.
10. BNI
BNI memiliki nilai merek mencapai US$ 1,82 miliar. BNI mampu meraih kenaikan nilai merek mencapai 18 persen.

Total nilai merek-merek dalam BrandZ Top 50 Most Valuable Indonesian Brands 2017 tumbuh 8 persen menjadi US$ 71,6 miliar atau sekitar Rp 930,8 triliun dalam satu tahun.

Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan 2 persen pada 2016 serta setara dengan BrandZ Global Top 100 2017 yang juga mencapai 8 persen. Hal itu seperti diumumkan WPP dan kantor Millward Brown.

Merek-merek terkuat di Indonesia dengan baik merespons terhadap meningkatnya kepercayaan konsumen dan daya beli konsumen dengan memberikan produk dan layanan berkualitas, inovasi yang berdasarkan tujuan, dan pengalaman terbaik serta beragam faktor lainnya yang menambah nilai merek.

Konferensi pers BrandZ Top 50 Most Valuable Brands

BrandZ adalah platform penilaian merek yang terbesar dan paling definitif di seluruh dunia. Peringkat BrandZ Most Valuable Brand merupakan tolak ukur penting bagi perusahaan yang ingin mengukur dan mengelola aset tak berwujud mereka, yaitu mereknya.

Kesenjangan di antara merek-merek BrandZ Top 50 Most Valuable Indonesian Brands dan BrandZ Top 100 Most Valuable Brands sangatlah ketat: merek Indonesia paling berharga.

Berbagai merek di Top 50 juga memiliki efektivitas seperti merek Tiongkok yang memimpin dan juga merek-merek teratas global dalam membuat konsumen mau untuk membeli produk mereka. Hal ini diungkapkan dalam BrandZ Power Index yang mengukur kecenderungan konsumen terhadap pembelian dari suatu merek.

David Roth, CEO EMEA and Asia The Store WPP menuturkan, BrandZ Top 50 Most Valuable Indonesian Brands menampilkan sepotong dari kehidupan modern di Indonesia: pertumbuhan dan perkembangan yang didukung oleh kebanggaan akan warisan yang kaya.

"Dengan investasi berkelanjutan untuk perkembangan dan perluasan merek, sangat mungkin kita akan melihat satu atau lebih merek Indonesia akan segera masuk ke 100 Top Global BrandZ. Tidak ada waktu yang lebih baik lagi untuk merek-merek Indonesia untuk memanfaatkan peluang internasional; mereka harus terinspirasi oleh apa yang merek Tiongkok telah capai, dan melampaui batas yang ada," ujar Roth, Kamis (10/8/2017).

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

Indosiar Jadi Pendatang Baru


Tren lain yang disorot dalam penelitian Top 50 BrandZ Indonesia tahun ini meliputi:

1. Merek besar di posisi atas

Di antara mereka, merek Top 5 merupakan 57 persen dari total nilai keseluruhan Top 50 (US$ 40,9 miliar atau sekitar Rp 531,7 triliun). Hal ini merupakan ciri khas dari pasar yang berkembang pesat.

2. Relevansi lokal adalah hal yang penting

Perasaan menjadi orang Indonesia semakin menguat karena dunia digital mereka semakin terkait dengan peninggalan budayanya. Merek lokal memang berhasil memberikan koneksi dengan arti dari hidup sebagai orang Indonesia modern, tapi pemahaman dan respons terhadap hal ini lebih kepada soal kecermatan daripada tentang dari mana negaranya berasal.

3. Konsumen sudah menerima e-Commerce.

Perusahaan digital lokal yang memanfaatkan e-commerce, termasuk Bukalapak dan Tokopedia, meluncurkan aplikasi mobile belanja. Dari empat peritel/penjual tradisional yang masuk Top 50, hanya Alfa yang meningkat nilainya (berada di nomor 28; bertumbuh 10 persen), tapi semuanya telah berinvestasi besar dalam cara baru untuk melibatkan para pembeli secara online dan offline.

4. ‘Purpose’ membayar dividen

Konsumen Indonesia memilih untuk mengaitkan dirinya dengan merek yang mereka rasakan membantu masyarakat. Merek-merek yang masuk Top 50 yang dianggap memiliki tujuan yang paling kuat telah meningkat nilainya sebesar 9 persen selama tiga tahun terakhir, sementara merek-merek yang tidak memiliki tujuan kuat nilainya tidak meningkat.

5. Pendatang baru ke peringkat 2017 adalah merek stasiun televisi Indosiar (nomor 43) dan merek biskuit Roma (nomor 50).

BrandZ Top 50 Indonesian Most Valuable Brands 2017

Ranjana Singh, WPP Indonesia & Vietnam menuturkan, konsumen Indonesia semakin canggih, sehingga untuk memiliki produk atau layanan yang memenuhi kebutuhannya, mudah tersedia dan terjangkau saja tidak lagi cukup.

Konsumen akan hanya jatuh cinta dengan merek yang mampu mengekspresikan janjinya dalam cara yang lebih bermakna, yaitu melalui inovasi terbaru dan pengalaman yang disederhanakan, personal, menyenangkan dan tanpa hambatan.

"Hubungan konsumen dan merek selama perjalanan menuju pembelian – dan seterusnya – memberi kesempatan untuk perbedaan, dan membantu menguatkan hubungannya dengan merek tersebut," kata dia.

Percepatan pengembangan nilai merek Indonesia juga dapat mempengaruhi persepsi konsumen seluruh dunia terhadap Indonesia. Perasaan orang pada suatu negara dan pola pikir terhadap merek berasal dari negara itu sangat terkait.

Menurut laporan 2017 Best Countries report – yang dibuat oleh Y&R’s BAV Group, Indonesia menempati urutan ke 39 dari 80 pasar besar dalam semua ukuran persepsi konsumen, termasuk wirausaha, peninggalan budaya dan pengaruh budaya. Pengambil keputusan di seluruh dunia mengetahui potensi bisnis besar yang dimiliki Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar ke empat di dunia.

Ditambah dengan melimpahnya sumber daya alam (SDA) dan kestabilan sosio-ekonomi, memiliki misi penting untuk melesat menjadi pemimpin di Asia Tenggara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya