Persiapan Indonesia Jadi Tuan Rumah Acara IMF 2018 Hampir Rampung

Persiapan Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan International Monetary Find (IMF) World Bank Group tahun 2018 hampir rampung.

oleh Dewi Divianta diperbarui 25 Agu 2017, 18:42 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2017, 18:42 WIB
Ketua Panitia Nasional Pertemuan IMF-World Bank, Luhut Binsar Panjaitan memberikan penjelasan soal kesiapan Indonesia menggelar acara tersebut. (Dewi/Liputan6.com)
Ketua Panitia Nasional Pertemuan IMF-World Bank, Luhut Binsar Panjaitan memberikan penjelasan soal kesiapan Indonesia menggelar acara tersebut. (Dewi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Persiapan Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan International Monetary Find (IMF) World Bank Group tahun 2018 hampir rampung. Ketua Panitia Nasional Pertemuan International Monetary Fund-World Bank Group Tahun 2018, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan persiapan menyambut gelaran yang diikuti oleh 15 ribu delegasi dari 189 negara tersebut pemerintah Indonesia telah mempersiapkan dana sebesar Rp 868 miliar.

"Kami keluarkan dana sebanyak Rp 868 miliar. Jumlah itu sudah terpakai Rp 555 miliar untuk infrastruktur," kata Luhut saat memberikan keterangan resmi Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat (25/8/2017).

Selain dana tersebut pemerintah Indonesia kembali mengeluarkan dana lain untuk penginapan delegasi-delegasi yang hadir. "Dana lain itu sebesar Rp 243 miliar. Jadi total seluruh dana yang sudah terpakai adalah Rp 650 miliar termasuk pembangunan infrastruktur dan culture event. Lalu, berapa yang bisa kita dapat?," Ucap Luhut.

Menurutnya, Indonesia akan meraup keuntungan dari dana yang dikeluarkan sekitar US$ 100 juta. Namun, dirinya mengaku selain keuntungan dana dari acara tahunan itu dapat menggerakkan ekonomi destinasi wisata.

Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan dana anggaran itu berasal dari APBN tahun 2018 sebesar Rp 600 miliar. "Rp 256 miliar dana talangan dari Bank Indonesia. Untuk membeli produk-produk dari pengusaha lokal, mulai dari alat-alat perkantorannya dan semua dari lokal. Furniture, suplai makanan, semua dari dalam negeri.

Dirinya menambahkan, produk-produk yang sudah dipakai di event tersebut nantinya akan dikembalikan lagi kepada Indonesia. "Produk itu seperti komputer dan lainnya. Semuanya itu nanti akan dihibahkan pada sekolah-sekolah. Semuanya nanti akan dikembalikan dan itu keuntungan buat kita," ujarnya.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Infrastruktur

Pemerintah akan mengeluarkan Keputusan Presiden (Kepres) untuk mempercepat sejumlah pembangunan infrastruktur di Bali. Pembangunan tersebut untuk mendukung acara tahunan Dana Moneter Internasional (International Moneter Fund/IMF) dan World Bank (Bank Dunia) pada 12-14 Oktober 2018.

"Sekarang sedang didorong pembangunan infrastruktur skala besar di Bali," kata Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta.

Ia melanjutkan, ada enam proyek yang akan dikebut pembangunannya. Di antaranya adalah pembangunan bandara di Bali utara, pembangunan jalan tol, pembangunan kereta api lingkar Bali, pembangunan stadion bertaraf internasional, pembangunan kawasan industri pariwisata di Buleleng barat dan penataan Pura Besakih.

"Dalam waktu satu atau dua Minggu ke depan Kepresnya turun," ucap Sudikerta.

Untuk pembangunan sejumlah proyek infrastruktur tersebut, Pemerintah Provinsi Bali tak perlu mencari pendamping pendanaan. Sebab, seluruhnya akan dibiayai oleh pusat.

"Anggaran dari pusat semua. Sekarang ada block grant sebesar 100 miliar renminbi dari China. Kita (Pemprov Bali) hanya perlu membuatkan regulasi untuk percepatan," tutur dia.

"Silakan ditanya ke Pak Luhut Panjaitan karena beliau koordinatornya. Tapi tidak semua dalam waktu cepat, ada skala prioritas. Yang disiapkan untuk event itu penataan Pura Besakih, termasuk TPA Suwung. Kita mulai tahun depan," ucap Sudikerta.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya