Menko Darmin Restui BPJS Ketenagakerjaan Caplok Saham Freeport

Dari sisi pendanaan BPJS Ketenagakerjaan sanggup membeli Freeport Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Agu 2017, 19:44 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2017, 19:44 WIB
20150910-Darmin Nasution
Menko Perekonomian Darmian Nasution saat mengumumkan paket kebijakan ekonomi tahap pertama di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (9/9/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mendukung keinginan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan untuk membeli saham PT Freeport Indonesia.

Darmin mengungkapkan, pelepasan (divestasi) saham Freeport sebenarnya merupakan kesempatan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti BPJS Ketenagakerjaan untuk menginvestasikan dananya.

Terlebih perusahaan plat merah ini memiliki dana kelola yang banyak, sehingga bisa dimanfaatkan. "Itu bagus kalau dia tertarik artinya, dia melihat sebagai suatu penempatan dana. Dia kan banyak duitnya," ujar dia di Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (30/8/2017).

Sementara untuk skema divestasi saham Freeport, Darmin menyatakan pemerintah masih membahas skema yang tepat. Nanti akan juga ditentukan pembagian porsi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).

"Itu yang sedang dibicarakan artinya itu sedang dirundingkan seperti apa persisnya siapa dan berapa antara pemerintah dengan pemda," tandas dia.

BPJS Ketenagakerjaan Mau Beli Saham Freeport

PT Freeport Indonesia telah menyepakati divestasi atau menjual 51 persen saham untuk dikuasai Republik Indonesia. Setelah divestasi tersebut, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dikabarkan melirik saham perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) itu.

Menanggapi hal tersebut, ‎Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, mengaku baru tahap diskusi awal dengan menggali semua peluang investasi yang menguntungkan bagi perusahaan, termasuk untuk membeli saham Freeport.

"Kita baru diskusi awal saja. Menggali semua peluang investasi, seperti peluang investasi infrastruktur jalan tol, bandara, Freeport, dan lainnya. Intinya kami terbuka dengan semua peluang investasi sepanjang menguntungkan bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (30/8/2017).

Menurut Agus, untuk bisa memiliki saham Freeport Indonesia, diperlukan kajian mendalam. Namun hingga saat ini, Agus mengungkapkan, perusahaan belum melakukan kajian sama sekali terkait pembelian saham anak usaha Freeport McMoran itu.

"Untuk memutuskan beli atau tidak (saham Freeport), tentu perlu kajian yang mendalam. Tapi sampai saat ini kami belum melakukan kajian terkait Freeport. Kita belum dapat data detil yang bisa dianalisa dan dikaji, sehingga kita belum memutuskan beli atau tidak," tuturnya.

Dari sisi pendanaan sebetulnya BPJS Ketenagakerjaan sanggup membeli Freeport Indonesia. Sampai dengan Juli 2017 saja, Agus bilang, dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp 290 triliun atau meningkat dibanding posisi Mei yang sebesar Rp 269 triliun. "Posisi dana kelolaan di Juli ini sebesar Rp 290 triliun," ujarnya.

Untuk diketahui, CEO Freeport McMoran, Richard Adkerson, akan menjual sisa saham 41,64 persen untuk kepemilikan nasional Indonesia yang didasarkan pada harga pasar yang wajar. ‎Sebelumnya estimasi dana yang disiapkan untuk membeli saham Freeport tersebut berkisar Rp 30 triliun sampai Rp 40 triliun dengan harga wajar.

Simak video menarik di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya