Meningkatnya Kelas Menengah Global Jadi Peluang Industri Kopi RI

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong Indonesia menguasai industri gaya hidup (lifestyle), dengan menggunakan kopi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Okt 2017, 20:54 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2017, 20:54 WIB
Dialog Kopi Sore Jokowi dengan Pelaku Industri Kopi Nasional
Presiden Joko Widodo berbincang dengan barista saat Ngopi Sore di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (1/10). Acara Ngopi Sore ini juga bertujuan untuk mempromosikan sektor hulu industri kopi di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong Indonesia menguasai industri gaya hidup (lifestyle), dengan menggunakan kopi. Dia pun meminta pengusaha mengembangkan komoditas kopi tersebut.

Jokowi mengatakan, selain perkembangan era digital, masih ada potensi besar lain yaitu era industri gaya hidup. Hal ini didorong dengan meningkatnya strata sosial penduduk beberapa negara, yaitu Amerika Selatan, India, Afrika, dan China.

"Beberapa ratus juta penduduk di Tiongkok, India, Amerika Selatan, Afrika, saat ini dalam proses naik kelas untuk menjadi konsumen golongan kelas menengah (middle class)," kata Jokowi, ‎saat menghadiri penutupan Rakornas Kadin, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (3/10/2017).

Jokowi melanjutkan, era gaya hidup merupakan peluang besar yang harus dimanfaatkan dan bangsa Indonesia harus menguasainya. Dia pun meminta kalangan pengusaha tidak gagal menggarapnya.

"Ini masalah peluang, dan ratusan juta penduduk sdang dalam proses untuk bergabung ke global middle class. Inilah peluang bisnis besar, jangan sampai dilewatkan. Jangan kita gagal menggarapnya," ujar Jokowi.

Jokowi menuturkan, Indonesia memiliki potensi yang dibutuhkan industri gaya hidup, salah satunya adalah komoditas kopi. Saat ini kebutuhan kopi begitu besar, sementara lahan yang dimiliki Indonesia cukup untuk memenuhinya.

"Menanamnya di seluruh Indonesia ini mau semuanya, dari Sabang sampai Merauke mau, kopi di Aceh, Bali ada, Sulawesi, Papua ada. Lahannya bisa semuanya dan pertumbuhannya luar biasa," papar Jokowi.

Namun Dia menyayangkan, saat ini pengembangan komoditas tersebut dari hulu sampai hilir belum optimal. Seperti kualitas kopi yang ditanam petani Indonesia kurang diperhatikan, peremajaan tanaman kopi pun masih minim. Sedangkan sekolah mengenai kopi belum ada dan pendidikan peracik kopi (barista) juga belum ada.

Kondisi tersebut membuat, pemenuhan kebutuhan mengenai kopi belum optimal. Jokowi pun meminta pengusaha yang hadir dalam Rakornas Kadin mendukung industri tersebut.

"Kecepatan permintaan dengan ini enggak nyambung. ini tugas bapak ibu semuanya. Ini peluang besar," tutur Jokowi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya