Liputan6.com, Gorontalo - Kementerian Pertanian menyasar rempah-rempah sebagai komoditas ekspor, seiring dengan perkembangan swasembada beras dan jagung yang menunjukan hasil yang baik.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengungkapkan hal itu usai melakukan panen raya di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (30/10/2017).
Dia mengatakan, saat ini Kementerian Pertanian telah menganggarkan Rp 5,5 triliun untuk program perkebunan dan holtikultura termasuk pengembangan tanaman rempah rempah di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Tahun ini ada Rp 2,4 triliun yang disiapkan, itu masuk di APBN perubahan," ujar dia.
Dia menuturkan, tiap daerah memiliki potensi tanaman perkebunan dan holtikultura yaitu misalnya tanaman rempah-rempah dan kelapa bisa menjadi komoditas baru yang bisa diekspor oleh Indonesia. Kementerian pertanian bahkan akan memberikan bibit unggul dan pupuk yang dibutuhkan secara gratis.
"Gorontalo misalnya dominan perkebunannya kelapa,kakao,cengkeh, silakan urus benihnya di kementerian,kami berikan gratis. Itu sesuai perintah presiden," ujar dia.
Amran Sulaiman optimistis target ini dapat tercapai dengan perencanaan yang baik, apalagi mengingat Indonesia sebagai negara yang pernah berjaya akan rempah-rempah,sehingga tidak menutup kemungkinan peluang ekspor rempah-rempah kembali dapat dilakukan.
Dia mencontohkan potensi keuntungan untuk ekspor jagung ke Malaysia dan Filipina bisa mencapai Rp 12 triliun sehingga dalam beberapa tahun ke depan program itu akan terus digarap oleh pemerintah.
"Yang terpenting kita yang puluhan tahun impor, sekarang kita sudah ekspor," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Mentan Tegur Kepala Dinas Saat Kunjungan Kerja di Gorontalo
Selain itu, ada hal menarik saat kunjungan kerja Menteri Pertanian Amran Sulaiman ke Gorontalo pada awal pekan ini.
Ia dibuat kaget setelah dibisiki bupati Bone Bolango yang menagih janji bantuan peralatan pertanian. Penasaran, dia pun memanggil dan memarahi para kepala dinas (kadis) pertanian yang dianggap lambat dalam mengurus pengajuan bantuan di kementeriannya.
"Kami tidak terbiasa memberikan janji palsu, mana empat kadis pertanian, silakan naik dan berdiri di sini,ayo tidak usah takut pak, dicopot itu hal biasa," ujar Amran Sulaiman yang disambut gelak tawa para petani yang hadir dalam panen raya padi di kabupaten Bone Bolango.
"Bapak sudah pernah mengajukan permintaan 16 traktor ke kementerian," tanya dia.
"Belum pak," ungkap Kepala dinas Pertanian Bone Bolango, Nurdin Saud.
Jawaban ini pun sontak membuat Amran geleng kepala. Begitu juga saat pertanyaan yang sama diajukan ke Kepala Dinas Pertanian dari Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara dan Kabupaten Boalemo, Amran tetap memperoleh jawaban yang tidak bisa diterima.
Dia menuturkan, lambatnya bantuan peralatan pertanian turun di terima daerah karena para kadis yang ditugaskan terkesan pasrah dan tidak mengawal proposal pengajuan yang dikirimkan ke kementrian.
"Tidak begini karakternya revolusi mental di zaman Jokowi-JK, saya sebenarnya marah sekali ini," tegas dia.
Amran menilai, seharusnya para kadis lebih proaktif mengurus bantuan peralatan pertanian yang dibutuhkan seperti traktor. Saat ini stoknya cukup tersedia di kementrian pertanian.
Apalagi menurut dia, pemanfaatan traktor di Gorontalo akan lebih efektif seiring dengan kebijakan daerah itu yang membentuk Brigade Alsintan (alat mesin pertanian). Brigade ini bertugas untuk memberdayakan alat pertanian dengan mengolah lahan secara berpindah.
Dia menambahkan hingga kini tercatat pihaknya telah menyebarkan 700 ribu alat pertanian guna mendukung swasembada pangan di Indonesia.
"Ini peringatan pertama dan terakhir, tolong jangan dilakukan lagi yang seperti ini pak," kata Amran.
Advertisement