Permintaan Rempah-Rempah Asal RI Meningkat di Arab Saudi

Kebutuhan rempah-rempah meningkat di Arab Saudi lantaran untuk memenuhi konsumsi jamaah haji dan umroh.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Feb 2017, 06:24 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2017, 06:24 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Komoditas bahan makanan dan minuman (mamin) khususnya rempah-rempah, mempunyai pangsa sangat besar di Arab Saudi. Permintaan komoditas rempah-rempah dari Indonesia tumbuh signifikan hingga 51,17 persen.

Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah Gunawan mengatakan,‎ kebutuhan rempah-rempah Arab Saudi meningkat. Itu karena untuk memenuhi konsumsi jamaah haji dan umroh yang selalu datang dalam jumlah besar setiap tahun.

"Komoditas rempah-rempah memiliki pangsa pasar yang sangat besar di Arab Saudi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kemendag, rempah-rempah merupakan komoditas potensial yang diekspor ke Arab Saudi dengan pertumbuhan ekspor sebesar 51,17 persen,” kata Gunawan, di Jakarta, seperti ditulis Minggu (5/2/2017).

Gunawan mengungkapkan, ekspor rempah-rempah Indonesia ke Arab Saudi sampai Oktober mencapai US$ 7,72 juta pada 2015. Pada bulan yang sama pada 2016, ekspornya melebihi target penjualan 2015 dengan capaian senilai US$ 9,04 juta atau meningkat sebesar 17,09 persen.

Sementara itu, Konsul Jenderal RI untuk Jeddah Muhamad Hery Saripudin menyampaikan, ada empat hal yang harus dipenuhi agar komoditas nonmigas Indonesia, khususnya bahan mamin, dapat berkompetisi di Arab Saudi.

Keempat hal tersebut yaitu harga yang kompetitif, kecukupan suplai, lulus uji Saudi Accreditation and Standardization Organization (SASO) dan Saudi Food and Drug Authority (SFDA,) serta memenuhi persyaratan produk halal.

Salem Bin Mahfooz merupakan salah satu perusahaan importir rempah-rempah dari Indonesia. Perusahaan ini akan melakukan ekspansi pasar bahan mamin dari Indonesia yang sudah mendapatkan conformity assessment dari pemerintah Arab Saudi.

Bahan mamin tersebut akan diekspor kembali ke negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC) dan di Afrika, antara lain Sudan, Senegal, Maroko, dan Tunisia. Dalam kunjungan bisnis tersebut, pihak Salem Bin Mahfooz sangat antusias untuk menambah impor bahan mamin dari Indonesia, seperti minyak goreng, kopi, dan mamin olahan.

Permintaan berbagai rempah-rempah, seperti kayu manis, cengkeh, dan kapulaga cukup besar. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pemilik perusahaan, Salem Bin Mahfooz mengimpor cengkeh dari Indonesia sebanyak 45 kontainer senilai lebih dari Rp 119 miliar setiap tahun.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya