Beli LPG Langsung dari Arab Saudi dan UEA Bakal Pangkas Harga

Pemerintah Indonesia meminta kemudahan pembelian LPG ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Nov 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2017, 10:00 WIB
Gas Bumi
Ilustrasi Foto Gas Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar meminta bantuan pasokan liquified petroleum gas (LPG) ke pemerintah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk memangkas mata rantai perdagangan LPG dengan tidak melalui pihak ketiga.

‎Arcandra Tahar menjelaskan, bantuan pasokan LPG yang dimintanya ke pemerintah Arab Saudi dan UEA berupa pasokan langsung dari perusahaan minyak dan gas (migas) nasional kedua negara tersebut ke PT Pertamina (Persero), selaku badan usaha yang diberikan kewenangan impor LPG untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Direct acces untuk LPG," kata Arcandra di Jakarta, Kamis (2/11/2017).

Arcandra menuturkan jika Pertamina diberi kesempatan membeli langsung LPG dari perusahaan pemasok, maka akan memotong mata rantai perdagangan LPG dengan tidak melalui pihak ketiga. Jadi, harga yang didapat juga lebih murah.

"LPG kalau kita bisa langsung tidak lewat pihak ketiga," ujar dia.

‎Sebelumnya, pemerintah Indonesia meminta kemudahan pembelian ‎LPG kepada dua negara, yakni Arab Saudi dan UEA.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Selanjutnya

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan,‎ ini merupakan hal yang diminta Wakil ESDM Arcandra Tahar saat berkunjung ke dua negara tersebut.

Kunjungan kerja tersebut berlangsung pada 24-26 Oktober 2017 kala Dadan Kusdiana menghadiri First Forum on Public Investment Fund 2017 (FII 2017).

Dadan menuturkan, Arcandra melakukan beberapa pembahasan dengan pemerintah Arab Saudi. Salah satu pembicaraan terkait permintaan bantuan kepada pemerintah Arab Saudi perihal pembelian langsung LPG dari Saudi Aramco. Selama ini, pasokan LPG dari Saudi Aramco cukup besar untuk memenuhi kebutuhan Indonesia.

"Kebutuhan LPG Indonesia secara total sebesar 6 juta ton per tahun, 13 persennya dari Saudi Aramco," kata dia.

Dadan menuturkan, Arcandra juga meminta harga minyak yang dijual Saudi Aramco ke Indonesia lebih rendah‎ dari harga pasar. Jadi, PT Pertamina (Persero) dapat mengimpor minyak dengan harga murah.

"Pemerintah Arab Saudi diharapkan dapat memberikan harga impor minyak mentah (Arab Light) lebih rendah dari Saudi Aramco ke Pertamina," tutur Dadan.

Selain bertemu dengan pemerintah Arab Saudi, Arcandra juga bertemu dengan perwakilan pemerintah UEA. Dalam pertemuan tersebut, Arcandara pun meminta agar PT Pertamina (Perero) dapat membeli langsung LPG dari perusahaan migas UEA ADNOC.

"Pemerintah UAE diharapakan dapat membantu untuk pembelian langsung LPG dari Pertamina kepada ADNOC. Hal ini dikarenakan sebagian LPG Indonesia berasal dari UAE," dia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya