Jadi Pemain Utama Mutiara, RI Belum Maksimal Nikmati Hasilnya

Tujuan utama ekspor mutiara Indonesia adalah Hong Kong.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 07 Nov 2017, 17:42 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2017, 17:42 WIB
Mutiara Indonesia
Pameran Kilau Mutiara & Pesona Biota Laut Indonesia di Alun-Alun Indonesia, Grand Indonesia, Rabu (15/3/2017).

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan salah satu pemain utama mutiara dunia. Namun, Indonesia hanya sebatas produsen sehingga tak secara optimal menikmati hasil laut tersebut.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Effendi Hardijanto mengatakan, Indonesia merupakan produsen terbesar mutiara laut selatan (south sea pearl).

Dia menerangkan, produksi mutiara laut selatan di dunia sekitar 11 ton dalam setahun. Indonesia memproduksi 5 ton setahun.

"Volume produksi south sea pearl di dunia 11 ton, Indonesia menduduki pertama 5 ton lebih, Australia sekitar 4 ton, Filipina, Myanmar dan negara lain," ujar dia dalam acara 7th Indonesia Pearl Festival (IPF) di Jakarta, Selasa (7/11/2017).

Dia mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor mutiara Indonesia US$ 30 juta di tahun 2015. Kemudian, nilai ekspor naik menjadi US$ 46 juta di tahun 2016.

"Namun demikian, nilai itu masih di bawah Hong Kong, Uni Emirat Arab, Jepang, Tahiti, Australia dan China," kata dia.

Tujuan utama ekspor mutiara Indonesia adalah Hong Kong. Dengan kondisi demikian, dia bilang, Hong Kong berperan sebagai pihak yang memperdagangkan mutiara Indonesia.

"Kita mayoritas kita ekspor Hong Kong, Hong Kong bukan produsen. Perdagangan di sana aja, ini kita mau tarik," ujar dia.

Sebab itu, dia mengatakan, acara ini digelar untuk menarik pasar mutiara yang selama ini terjadi di luar negeri. Sejalan dengan itu, dia menuturkan, KKP tengah menyiapkan portal online untuk perdagangan mutiara tersebut.

"Festival ini merupakan momen sangat baik menyeret titik perdagangan dari Hong Kong ke Indonesia," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pameran

KKP bekerja sama dengan Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia menggelar acara bertajuk 7th Indonesia Pearl Festival (IPF) di Lippo Mall Kemang Jakarta. Acara yang bertujuan memasyarakatkan produk mutiara Indonesia digelar dari 7 November hingga 12 November 2017.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo menerangkan, acara diisi oleh beragam produk kerajinan dari mutiara. Pada acara ini, dia bilang, produk yang disediakan asli.

"Kita pastikan seluruh vendor telah memberikan garansi bahwa semua mutiara yang dibawa ke sini mutiara asli Indonesia," jelas dia, di lokasi acara, Selasa (7/11/2017).

Pada acara ini, Nilanto mengatakan, masyarakat bisa mendapatkan berbagai informasi terkait dengan mutiara. Salah satunya, terkait dengan cara produksi mutiara.

"Akan disampaikan khalayak ramai ke sini berkonsultasi bagaimana proses lahirnya mutiara dari awal sampai panen," ungkap dia.

Nilanto menambahkan, masyarakat juga bisa mendapat informasi terkait perbedaan jenis mutiara. Bahkan, masyarakat juga bisa mendapat informasi terkait cara membedakan jenis mutiara yang palsu dan juga yang asli.

"Di IPF memberikan kesempatan khalayak bagaimana membedakan mutiara dari laut, mutiara air tawar, dan mutiara yang palsu. Semua akan diajarkan. Sekali lagi menyampaikan, ini tempat terbaik seluruh masyarakat, Indonesia maupun ekspatriat di Indonesia," sambung dia.

Di samping itu, dia menuturkan, mutiara bukan produk yang gampang dikembangkan. Pasalnya, kerang yang memproduksi butuh lingkungan yang bersih.

"Budidaya mutiara itu diperoleh jenis Pinctada maxima untuk tumbuh sempurna kerang itu pada lingkungan yang ideal bersih, tidak boleh kotor, tidak boleh kotor karena industri, apalagi sampah plastik. Mereka mensyarakatkan kondisi air laut yang tenang yang kualitasnya stabil spanjang tahun," tukas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya