Gunung Agung Meletus, Jumlah Turis ke RI Menurun

Penurunan jumlah kunjungan turis ke Indonesia karena erupsi Gunung Agung bisa dilihat dari realisasi tiga pintu masuk utama.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 04 Des 2017, 13:33 WIB
Diterbitkan 04 Des 2017, 13:33 WIB
Gunung Agung
Turis berselfie dengan latar aliran lahar dingin Gunung Agung di Karangasem, Bali (29/11). Lahar dingin ini menyebabkan krisis air bersih di kawasan tersebut. (AFP Photo/Juni Kriswanto)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia turun pada Oktober 2017 sebesar 55 ribu kunjungan. Kondisi ini terjadi akibat dampak Gunung Agung, Bali, yang sudah mulai erupsi sejak akhir September ini.

Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk, mencatat jumlah kunjungan turis ke Indonesia di Oktober ini sebanyak 1,16 juta kunjungan. Realisasi tersebut turun 4,54 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai 1,21 juta kunjungan turis‎.

"Terjadi penurunan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia, salah satunya akibat erupsi Gunung Agung‎ sejak akhir September ini," ujar dia saat Pengumuman Inflasi di kantornya, Jakarta, Senin (4/12/2017).

Penurunan jumlah kunjungan turis ke Indonesia karena erupsi Gunung Agung, kata Kecuk, bisa dilihat dari realisasi tiga pintu masuk utama, khususnya Bandara Ngurah Rai, Bali.

Dibanding September-Oktober 2017, jumlah kunjungan turis yang masuk melalui Bandara Ngurah Rai turun signifikan 15,99 persen dari 550,2 ribu menjadi 462,3 ribu kunjungan.

Jumlah turis yang masuk lewat pintu Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, turun tipis 1,70 persen dari 219,3 ribu kunjungan di September ini menjadi 215,6 ribu kunjungan pada Oktober 2017.

Di periode yang sama pun, jumlah kunjungan wisman di bandara Batam turun 4,89 persen dari 118,6 ribu menjadi 112,8 ribu kunjungan.

"Kondisi ini pun berdampak pada Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Oktober sebesar 1,49 poin menjadi 56,93 dari bulan sebelumnya 58,42‎," jelas Kecuk.

Selama periode Oktober 2016 ke Oktober 2017, BPS mengumumkan jumlah kunjungan ‎turis ke Indonesia masih naik positif 11,33 persen. Dari 1,16 juta kunjungan turis ke Indonesia, yang masuk melalui 19 pintu utama 964,89 ribu kunjungan, dan wisman yang di luar 19 pintu itu 193,71 ribu kunjungan.

Untuk wisman reguler tercatat 938,25 ribu kunjungan, wisman khusus 26,64 ribu kunjungan. Turis yang melalui pos lintas batas sebanyak 155,92 ribu kunjungan, dan lainnya 37,79 ribu kunjungan.

Dari jumlah kunjungan turis ke Indonesia di Oktober 1,16 juta kunjungan, Kecuk bilang, wisman asal China masih mendominasi dengan realisasi 167,70 ribu kunjungan.

Disusul turis asal Singapura sebanyak 113,81 ribu kunjungan, turis asal Malaysia 113,35 ribu kunjungan, turis Australia yang ke Indonesia sebanyak 101,19 ribu kunjungan, dan turis asal Jepang 42,81 ribu kunjungan.

"Posisinya masih sama, tidak berubah. Diharapkan pemerintah terus meningkatkan promosi wisata sehingga makin banyak turis dari negara lain ke Indonesia," tukas Kecuk.

 

 

 

Inflasi November

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Oktober 2017 sebesar 0,20 persen. Adapun inflasi tahun kalender sebesar 2,87 persen, dan inflasi tahun ke tahun mencapai 3,30 persen.

"Inflasi November 2017 lebih rendah dari inflasi November untuk tiga tahun sebelumnya atau sejak November 2014," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (1/11/2017).

Ia pun merincikan, pada 2014 inflasi November di angka 1,5 persen. Untuk 2015, angka inflasi November di 0,21 persen. Sedangkan untuk 2016, inflasi bulan kesebelas tercatat 0,47 persen.

Suhariyanto melanjutkan, dari 82 kota, sebanyak 68 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi.

Untuk inflasi tertinggi, terjadi di Singaraja Bali yaitu 1,80 persen. Sedangkan untuk inflasi terendah adalah kota Bekasi dan Palopo masing-masing 0,02 persen.

Untuk angka deflasi tertinggi di Kota Tual dengan angka 2,74 persen. Untuk deflasi terendah terjadi di Manokwari sebesar ‎0,02 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya