Liputan6.com, Bangkok - Parlemen Thailand telah mengambil langkah besar dalam melonggarkan aturan penjualan dan periklanan alkohol dengan tujuan meningkatkan sektor pariwisata. Dewan Perwakilan Rakyat Thailand menyetujui rancangan undang-undang (RUU) yang akan mencabut pembatasan waktu penjualan serta melonggarkan aturan promosi minuman beralkohol yang selama ini dianggap terlalu ketat.
Meski sudah mendapat persetujuan dari DPR, perubahan ini masih harus menunggu lampu hijau dari Senat sebelum resmi diberlakukan.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip Bangkok Post, Jumat (21/3/2025), salah satu perubahan utama dalam RUU ini adalah pencabutan larangan penjualan alkohol sebelum pukul 11 pagi dan antara pukul 2 hingga 5 sore. Aturan ini awalnya diberlakukan oleh pemerintah militer pada tahun 1972 untuk mencegah pegawai negeri minum alkohol saat jam kerja.
Advertisement
Dengan pencabutan aturan ini, diharapkan sektor perhotelan, restoran, dan bar dapat memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar, terutama di daerah wisata yang bergantung pada turis asing.
RUU ini juga bertujuan melonggarkan aturan ketat terkait promosi minuman beralkohol. Saat ini, hukum Thailand melarang penggunaan nama dan gambar produk alkohol dalam iklan atau promosi, sehingga menyulitkan bisnis kecil dalam memasarkan produk mereka.
Seorang anggota parlemen dari Partai Pheu Thai menyebut bahwa perubahan ini bertujuan untuk mengurangi "kontrol yang tidak masuk akal" demi merangsang aktivitas ekonomi.
Bagian dari Reformasi Pasar Alkohol
Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meninjau berbagai regulasi terkait alkohol yang dinilai dapat menghambat pertumbuhan pariwisata.
Bulan lalu, Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, mengungkapkan bahwa pemerintah sedang meninjau sejumlah aturan terkait alkohol, termasuk larangan penjualan pada hari-hari suci agama Buddha serta larangan penjualan secara daring.
Selain itu, perubahan kebijakan ini juga mencerminkan upaya untuk membuka pasar alkohol yang selama ini didominasi oleh dua perusahaan besar. Dengan regulasi yang lebih fleksibel, diharapkan bisnis kecil dan menengah dapat lebih berkompetisi di industri ini.
Advertisement
