Makin Sepi, Pedagang Blok G Tanah Abang Pilih Jadi PKL

Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang semakin banyak membuat omzet pedagang di Blok G Tanah Abang menurun.

oleh Vina A Muliana diperbarui 23 Des 2017, 18:30 WIB
Diterbitkan 23 Des 2017, 18:30 WIB
PKL Tanah Abang
Tenda pedagang kaki lima berdiri di Jalan Jati Baru Raya, Jakarta, Jumat (22/12). Terkait penataan PKL, Pemprov DKI Jakarta mulai menutup sepanjang jalan di depan Stasiun Tanah Abang pukul 08.00-18.00 WIB. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang semakin banyak membuat omzet pedagang di Blok G Tanah Abang menurun. Akhirnya, demi menggaet pembeli lebih banyak, ada pedagang yang memilih berjualan di jalan.

Pedagang bernama Yendri salah satunya. Sebelumnya, ia sempat berjualan di Pasar Tanah Abang Blok G, tapi karena pendapatannya menurun, ia memilih untuk menjadi PKL.

"Saya sengsara bu hidup di blok G, akhirnya saya ke sini," tutur dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (23/12/2017).

Hal yang sama juga dialami oleh Gunawan. Pria 47 tahun itu bercerita tadinya merupakan eks pedagang kaki lima.

Ia menyayangkan kebijakan baru yang diterapkan pemerintah. Dia menuturkan, apabila penutupan jalan ini terus membuat pendapatannya menurun, ia tak segan kembali berjualan di Jalan Jatibaru Raya depan stasiun Tanah Abang.

"Dulu enggak boleh jualan di sana makanya saya pindah ke sini. Kalau sekarang diperbolehkan, ya saya juga mau turun lagi," kata dia.

Penurunan omzet yang dirasakan oleh pedagang Blok G cukup besar. Salah seorang pedagang bernama Ita menuturkan, omzet pendapatannya terjun bebas dalam beberapa hari belakangan. Padahal, ia masih membutuhkan uang untuk menutup biaya operasional seperti retribusi dan listrik.

"Sepi banget. Saya empat hari enggak dapet omzet. Hari ini aja baru tiga orang yang beli," tutur Ita.

Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta menutup Jalan Jatibaru Raya, Jakarta Pusat, untuk PKL berjualan. Jalan ditutup pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

Kebijakan ini diambil Gubernur Anies Baswedan sebagai penataan kawasan Pasar Tanah Abang. Mantan Mendikbud itu mengatakan dengan penataan seperti ini memberikan ruang kepada PKL untuk berjualan dengan tenang dan tidak perlu takut-takut atau kucing-kucingan dengan petugas untuk ditertibkan

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Omzet PKL Tanah Abang

PKL Tanah Abang
Petugas mengatur lalu lintas di Jalan Jati Baru Raya, Jakarta, Jumat (22/12). Terkait penataan PKL, Pemprov DKI Jakarta mulai menutup sepanjang jalan di depan Stasiun Tanah Abang pukul 08.00-18.00 WIB. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, kebijakan penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Tanah Abang yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta kini memungkinkan pedagang untuk bisa berjualan dengan menggunakan tenda. Hal ini pun memberi angin segar pada pendapatan PKL Tanah Abang.

Salah seorang pedagang, Awih (24) mengaku, omzetnya meningkat dua kali lipat setelah berjualan dengan menggunakan tenda di Tanah Abang. Hal ini jauh berbeda dibanding saat ia berjualan di dalam.

"Biasanya di dalem Rp 1,2 juta sehari. Di sini kemarin dapet sih laris manis 2,5 juta," tutur dia saat ditemui Liputan6.com, Sabtu 23 Desember 2017.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Dewi (46). Meski belum tahu berapa kenaikan omzet yang didapatnya, wanita yang berjualan hijab ini mengaku pengunjung yang mendatangi lapaknya meningkat.

"Ya lumayan bu, rame, meningkat, tapi belum tahu berapa," kata dia.

Meski demikian, ada juga pedagang yang tidak merasakan kenaikan omzet. Dedi (33) salah satunya. Ia bercerita omzet yang didapatnya tetap sama seperti sebelum penertiban.

"Tidak meningkat, tetap sama. Ya mungkin karena masih baru ya," pungkas Dedi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya