Liputan6.com, Jakarta - Gempa di Banten beberapa waktu lalu tidak berdampak pada pembangunan Bendungan Karian, Banten. Gempa beberapa waktu kemarin getarannya terasa hingga Jakarta.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR telah melakukan pemantauan pada Bendungan Karian.
"Bendungan Karian di Banten, kemarin gempa kita sudah cek ini tidak ada dampak negatifnya. Ini merupakan bendungan terbesar ketiga di Indonesia, setelah Jatiluhur 3 miliar m3 kapasitasnya, dan Jatigede 1 miliar m3. Ini (Karian) sekitar 314 juta m3," kata Basuki dalam acara Projo Public Lecture di Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan, Bendungan Karian akan selesai tepat waktu. Bendungan ini memiliki fungsi sebagai irigasi dan pengendali banjir.
"Ini akan selesai pada tahun 2019 gunanya adalah untuk irigasi dan pengendaian banjir daerah Banten," ungkapnya.
Selanjutnya, Basuki mengatakan, pemerintah membangun bendungan dengan harapan bisa bermanfaat untuk masyarakat sebagai sumber air baku, irigasi, penahan banjir hingga pembangkit listrik. Pembangunan tidak hanya dilakukan di Pulau Jawa, namun di luar Jawa.
"Bendungan Raknamo ini bendungan di-groundbreaking Pak Jokowi dan diresmikan Pak Jokowi," tukas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mulai Dibangun 2015
Untuk diketahui, Bendungan atau Waduk Karian di Kabupaten Lebak, Banten mulai dibangun pada 2015. Proyek waduk ketiga terbesar di Indonesia ini sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1980-an.
"Waduk Karian ini sudah direncanakan sejak tahun 1980-an. Kemudian tiga tahun yang lalu kita ekseskusi untuk dikerjakan," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengunjungi lokasi proyek Bendungan Karian di Lebak, Rabu (4/10/2017)
Jokowi mengatakan ini merupakan waduk terbesar ketiga di Indonesia, setelah Waduk Jatiluhur dan Jatigede. Bendungan ini bisa menampung 314 juta m3 air.
Bendungan Karian akan memberi manfaat bagi masyarakat di Provinsi Banten dan sekitarnya. Pasalnya, bendungan ini akan mengairi 22 ribu ha lahan sawah.
Serta menjadi sumber air baku baik untuk Provinsi Banten dan Jakarta. Selain itu, bendungan ini akan menjadi sumber pembangkit listrik.
Jokowi mengatakan, pembangunan Bendungan Karian akan lebih cepat dari target semula. Mulanya bendungan ini ditargetkan rampung 2020.
"Iya memang setelah melihat lapangan direncanakan selesai 2020. Tapi setelah melihat lapangan kemudian pekerjaan bisa dipercepat nanti pertengahan 2019 Insya Allah bisa selesai," tukas dia.
Advertisement
Gandeng Korsel Bangun Saluran Air
Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) meneken nota kesepahaman terkait pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Karian-Serpong.
Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan Direktur Jenderal SDA Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Imam Santoso, Direktur Jenderal Cipta Karya Sri Hartoyo, Presiden Bank Ekspor-Impor Korea (K-Exim) Sung-Soo Eun, dan Presiden Korea Water Resources Corporation (K-Water) Hak-Soo Lee.
Penandatanganan ini disaksikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korsel, Kim Hyun-Mee.
"Indonesia sudah lama bekerja sama dengan Korea dan terus meningkat terutama dalam pembangunan infrastruktur," kata Basuki dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (10/11/2017).
Nota kesepahaman tersebut menjadi dukungan dalam pembangunan saluran pembawa air baku Karian-Serpong (Karian-Serpong Water Conveyance) yang terhubung dengan Bendungan Karian.
Saluran pembawa air baku Karian-Serpong disiapkan Kementerian PUPR untuk mendistribusikan air baku ke beberapa kabupaten dan kota, yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kota Serpong, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Jakarta bagian barat.