Harga Emas Antam Naik Rp 5.000 per Gram

Untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram dipatok Rp 6.548.000 atau Rp 654.800 per gram.

oleh Arthur Gideon diperbarui 14 Feb 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2018, 09:00 WIB
20161010-Harga-emas-stagnan-di-posisi-Rp-599-Jakarta-AY4
Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam naik Rp 5.000 menjadi Rp 643 ribu per gram.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam naik Rp 5.000 menjadi Rp 643 ribu per gram pada perdagangan Rabu (14/2/2018). Pada perdagangan kemarin, emas Antam berada di level Rp 638 ribu per gram.

Untuk harga pembelian kembali atau buyback juga naik Rp 5.000 menjadi Rp 573 ribu per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda akan menjual emas, maka Antam akan membelinya di harga Rp 573 ribu per gram.

Pembayaran buyback dengan volume di atas 1 kilogram (kg) akan dilakukan maksimal dua hari setelah transaksi dengan mengacu pada harga buyback hari transaksi.

Antam menjual emas dengan ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram. Hingga pukul 08.18 WIB, sebagian besar ukuran emas Antam tersedia kecuali ukuran 5 gram, 250 gram, dan 500 gram.

Harga emas Antam ini berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sedangkan di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda.

Sementara untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram dipatok Rp 6.548.000 atau Rp 654.800 per gram. Sedangkan ukuran 20 gram di angka Rp 12.698.000 atau Rp 634.900 per gram.

Antam juga mengeluarkan emas edisi Idul Fitri. Untuk ukuran 1 gram dijual di harga Rp 719.000. Ukuran 2 gram di jual Rp 1.322.000 dan 5 gram dijual Rp 3.148.000.

 

Daftar Harga Emas yang Dijual Antam

20161010-Harga-emas-stagnan-di-posisi-Rp-599-Jakarta-AY6
Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam naik Rp 5.000 menjadi Rp 643 ribu per gram.

Berikut daftar harga emas yang dijual Antam

* Pecahan 1 gram Rp 643.000

* Pecahan 5 gram Rp 3.072.000

* Pecahan 10 gram Rp 6.094.000

* Pecahan 25 gram Rp 15.160.000

* Pecahan 50 gram Rp 30.270.000

* Pecahan 100 gram Rp 60.489.000

* Pecahan 250 gram Rp 151.097.000

* Pecahan 500 gram Rp 301.993.000

Harga Emas Dunia

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Harga emas naik pada perdagangan Selasa karena dolar AS tergelincir dan pelaku pasar mengantisipasi pelemahan data inflasi AS yang akan keluar. Data inflasi tersebut akan memberikan petunjuk mengenai arah suku bunga acuan Bank Sentral AS.

Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama dunia, membalikkan posisi kenaikan yang telah ditorehkan pada pekan lalu dimana mengalami kinerja terbaik sejak 2016.

Pelamahan dolar AS ini membantu harga emas kembali menguat dengan kenaikan hampir 2 persen dari level terendah dalam satu bulan terakhir.

Mengutip Reuters, Rabu (14/2/2018), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen ke level US$ 1.327,52 per ounce pad apukul 01.34 waktu London. Sebelumnya harga emas sempat menyentuh level tertingi dalam satu pekan di US$ 1.330,89 per ounce.

Sementara untuk harga emas berjangka AS untuk pengiriman April ditutup naik US$ 4 atau 0,3 persen pada US$ 1.330,40 per ounce.

Aset Safe Haven

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Pada pekan lalu sebenarnya harga emas sedikit terbantu pelemahan pasar saham dimana para pelaku pasar memburu aset-aset safe haven. Namun karena dolar AS juga merupakan aset safe haven maka kenaikan harga emas tak terlalu tinggi. Gerak emas selalu berkebalikan dengan dolar AS. 

"Indeks dolar AS yang melemah benar-benar memberikan dukungan kepada harga emas pada hari ini, jelas analis senior RJO Futures, Phillip Streible.

Namun kenaikan harga emas ini diperkirakan akan teredam menjelang rilis data inflasi dari Amerika Serikat pada akhir pekan ini. Itu bisa berarti suku bunga AS naik lebih cepat dari perkiraan.

Kekhawatiran tentang inflasi di AS muncul setelah data pertumbuhan lapangan kerja dan kenaikan upah yang keluar bulan ini, meningkatkan harapan bahwa pasar tenaga kerja AS akan membaik pada tahun ini.

Adapun data inflasi untuk bulan Januari akan jatuh tempo pada hari Rabu dan Federal Reserve rencananya akan bertemu pada 20-21 Maret.

"Jadi cerita hari ini tentang kebijakan moneter AS dan dolar," kata Julius Baer, Analis Carsten Menke.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya