Pelemahan Dolar AS Dongkrak Harga Emas

Harga emas berjangka AS untuk pengiriman April ditutup naik US$ 4 atau 0,3 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 14 Feb 2018, 06:40 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2018, 06:40 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan Selasa karena dolar AS tergelincir dan pelaku pasar mengantisipasi pelemahan data inflasi AS yang akan keluar. Data inflasi tersebut akan memberikan petunjuk mengenai arah suku bunga acuan Bank Sentral AS.

Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama dunia, membalikkan posisi kenaikan yang telah ditorehkan pada pekan lalu dimana mengalami kinerja terbaik sejak 2016.

Pelamahan dolar AS ini membantu harga emas kembali menguat dengan kenaikan hampir 2 persen dari level terendah dalam satu bulan terakhir.

Mengutip Reuters, Rabu (14/2/2018), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen ke level US$ 1.327,52 per ounce pad apukul 01.34 waktu London. Sebelumnya harga emas sempat menyentuh level tertingi dalam satu pekan di US$ 1.330,89 per ounce.

Sementara untuk harga emas berjangka AS untuk pengiriman April ditutup naik US$ 4 atau 0,3 persen pada US$ 1.330,40 per ounce.

 

Aset Safe Haven

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Pada pekan lalu sebenarnya harga emas sedikit terbantu pelemahan pasar saham dimana para pelaku pasar memburu aset-aset safe haven. Namun karena dolar AS juga merupakan aset safe haven maka kenaikan harga emas tak terlalu tinggi. Gerak emas selalu berkebalikan dengan dolar AS. 

"Indeks dolar AS yang melemah benar-benar memberikan dukungan kepada harga emas pada hari ini, jelas analis senior RJO Futures, Phillip Streible.

Namun kenaikan harga emas ini diperkirakan akan teredam menjelang rilis data inflasi dari Amerika Serikat pada akhir pekan ini. Itu bisa berarti suku bunga AS naik lebih cepat dari perkiraan.

Kekhawatiran tentang inflasi di AS muncul setelah data pertumbuhan lapangan kerja dan kenaikan upah yang keluar bulan ini, meningkatkan harapan bahwa pasar tenaga kerja AS akan membaik pada tahun ini.

Adapun data inflasi untuk bulan Januari akan jatuh tempo pada hari Rabu dan Federal Reserve rencananya akan bertemu pada 20-21 Maret.

"Jadi cerita hari ini tentang kebijakan moneter AS dan dolar," kata Julius Baer, Analis Carsten Menke.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya