Menteri Jonan Resmikan PLTU Tanjung Bara

PLTU Tanjung Bara dibangun sejak Oktober 2011 dengan investasi US$ 150 juta.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Mar 2018, 16:30 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2018, 16:30 WIB
(Foto: Liputan6.com/Septian Deny)
Menteri ESDM Ignasius Jonan meresmikan PLTU Tanjung Bara (Foto: Liputan6.com/Septian Deny)

Liputan6.com, Kalimantan Timur - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan Excess Power Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Bara, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Pembangkit berkapasitas 3 x 18 MW ini dibangun oleh PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Pembangkit tersebut dibangun sejak Oktober 2011 dengan nilai investasi sebesar US$ 150 juta. Kehadiran excess power ini melengkapi kapasitas PLTU Tanjung Bara sebelumnya 2 x5  MW sehingga kapasitas PLTU Tanjung Bara menjadi 64 MW.

Dari total kapasitas tersebut, 30 MW digunakan untuk kebutuhan listrik di lingkungan PT KPC (captive power) dan 34 MW sisanya merupakan excess power dengan 18 MW di antaranya telah berkontrak atau diperjualbelikan kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"PLTU ini menyalurkan 1/3 dari 3 x 18 MW untuk kepentingan masyarakat, ini penting sekali," ujar dia di PLTU Tanjung Bara, Kalimantan Timur, Kamis (8/3/2018).

Guna memproduksi excess power, pembangkit ini membutuhkan batu bara sekitar 256.122 ton per tahun dengan nilai kalori sebesar 4.700 GAR (Gross Air Received).‎ Jonan menuturkan, peresmian excess power PLTU Tanjung Bara sebagai upaya pemerintah mendorong penyediaan tenaga listrik yang lebih merata agar dapat dinikmati oleh masyarakat secara luas dengan harga yang terjangkau.

Keberadaan excess power ini memberikan multiplayer effect terhadap masyarakat di area sekitar PLTU Tanjung Bara, salah satunya adalah mampu melistriki masyarakat Kota Sangatta sebanyak 25.578 kepala keluarga.

"Pesan Pak Presiden, yang harus dilakukan semua kegiatan usaha, khususnya yang besar harus menyatu dengan masyarakat sekitar. Masyarakat harus terima manfaat langsung dari kegiatan usaha itu," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


PLN Bakal Terapkan Keunggulan PLTU China di RI

PLTU Paiton
PLTU Paiton merupakan pembangkit pertama di Indonesia yang sukses meraih Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Sebelumnya, direksi PT PLN (Persero) beserta rombongan mengunjungi Ninghai Power Plant atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ninghai di China.

Direktur Utama (Dirut) PLN Sofyan Basir mengatakan, PLTU Ninghai ini memiliki banyak keunggulan yang akan diadaptasi dalam pembangunan PLTU Jawa 7 yang berlokasi di Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

Ninghai Power Plant terletak di Provinsi Zhejiang, China dan merupakan pembangkit listrik bertenaga batu bara dengan kapasitas 4.400 MW. PLTU ini dimiliki oleh perusahaan milik China, Shenhua Guohua Electric Power Corporation.

"Tadi sudah keliling pabrik dan lihat hijau luar biasa di sekelilingnya dan ini akan dibangun persis seperti ini di Banjanegara di Jawa Barat. Progresnya hampir mencapai 40 persen," tutur Sofyan di Zhejiang, China, Kamis, 7 Desember 2017.

Lebih lanjut, Dirut PLN Sofyan Basir menuturkan teknologi ultra super critical ini juga akan sangat baik apabila diterapkan di Indonesia yang memiliki batu bara sebagai energi primernya.

Sementara itu, proyek Jawa 7 diperkirakan selesai pada akhir 2019 dan mendukung program 35 ribu MW. Proyek Jawa 7 akan memiliki kapasitas 2 x 1000 MW dengan investasi sekitar Rp 40 triliun.

"Kita berdoa sama-sama proyek ini bisa berjalan dengan baik tanpa kurang satu apa pun," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya