Harga Emas Bersinar usai Trump Tunjuk Direktur CIA Jadi Menlu AS

Harga emas naik 0,3 persen ke posisi US$ 1.326,49 per ounce.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 14 Mar 2018, 06:45 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2018, 06:45 WIB
Ilustrasi Harga Emas Naik 1
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia mampu berbalik arah mengalami penguatan setelah sempat meredup. Kenaikan tersebut terdorong pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) pasca berita pergantian Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Rex Tillerson oleh Presiden Donald Trump.

Mengutip Reuters, Rabu (14/3/2018), harga emas di pasar spot mendaki 0,3 persen ke posisi US$ 1.326,49 per ounce. Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman April melesat 0,5 persen ke posisi US$ 1.327,10.

Di perdagangan sebelumnya, harga emas di pasar spot tertekan 0,2 persen di level US$ 1.320,78 per ounce, dan harga emas berjangka untuk pengiriman yang sama turun 0,2 persen di posisi US$ 1.320,80 per ounce.

Harga emas terdongkrak naik setelah Trump menunjuk Direktur CIA, Mike Pompeo sebagai Menlu AS yang baru, menggantikan Tillerson. Tillerson dipecat Trump karena alasan tidak sepaham lagi.

"Dolar melemah dan (harga) emas naik menyusul berita (pergantian) Tillerson. Kami telah melihat pola ini, karena tidak ada faktor kuat lainnya yang menyebabkan pembelian emas sekarang," kata Pendiri Logic Advisors, Bill O'Neill.

Indeks dolar AS terhadap mata uang utama jatuh, sehingga membuat beberapa harga komoditas lebih murah, termasuk emas. Sementara data inflasi AS masih sejalan dengan perkiraan, dan kenaikan suku bunga acuan cenderung bertahap. 

Selain harga emas, harga perak juga diperdagangkan mendaki 0,6 persen di posisi US$ 16,59 per ounce. Sedangkan harga platinum terkeren naik 0,4 persen pada level US$ 966,60 per ounce, mendekati harga tertinggi satu pekan di US$ 970,90 per ounce.

Prediksi Harga Emas

Ilustrasi Harga Emas Turun
Ilustrasi Harga Emas Turun

Beberapa investor mengkhawatirkan inflasi lebih kuat dari prediksi dan dapat memicu rencana kenaikan suku bunga acuan lebih banyak, yakni sebanyak empat kali di tahun ini dibanding perkiraan sebelumnya tiga kali.

"Mendekati pertemuan The Fed atau FOMC (Federal Open Market Committee) minggu depan, kami melihat harga emas akan berada di bawah tekanan," ujar Ahli Strategi Komoditas di TD Securities, Daniel Ghali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya