Data Tenaga Kerja AS Bayangi Harga Emas

Data tenaga kerja Amerika Serikat dan Presiden AS Donald Trump siap bertemu dengan Pimpinan Korea Utara menjadi sentimen harga emas.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Mar 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2018, 06:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas menguat menjelang akhir pekan ini seiring data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang kuat. Akan tetapi, pertumbuhan upah mengecewakan.

Dolar AS melemah seiring data tenaga kerja juga pengaruhi harga emas. Harga emas dan mata uang dolar AS sering berlawanan arah. Dolar AS melemah dapat menjadi daya tarik investor untuk membeli emas.

Harga emas untuk pengiriman April naik US$ 2,3 atau 0,2 persen ke posisi US$ 1.324 per ounce. Harga emas menguat 0,05 persen atau 60 sen selama sepekan.

Data tenaga kerja AS menunjukkan ada penambahan sekitar 313 ribu pekerja pada Februari 2018. Akan tetapi, upah turun menjadi 2,6 persen dari periode Januari 2018 di kisaran 2,8 persen.

"Angka tenaga kerja sebenarnya buat harga emas turun, tetapi pertumbuhan upah juga tidak signifikan. Pertumbuhannya turun menjadi 2,6 persen. Pelaku pasar mengambil posisi beli menjelang akhir pekan," ujar Chief Investment Officer Wolfpack Capital Jeff Wright, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (10/3/2018).

Akan tetapi secara keseluruhan, laporan tenaga kerja tetap mendorong bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga pada 2018.

"Jumlah upah yang kurang dari perkiraan menunjukkan inflasi. Laporan tenaga kerja mempengaruhi kebijakan AS yang ingin melihat tingkat suku bunga naik lebih cepat," ujar Jim Wyckoff, Analis Kitco.com.

Dengan kondisi itu, indeks dolar AS melemah 0,1 persen hingga ke posisi 90,11 yang berdampak positif buat harga emas. Selain itu, pasar pun bersiap untuk mendapatkan gaji lebih kuat usai kekhawatiran inflasi. Kenaikan inflasi dapat menambah tekanan ke the Federal Reserve untuk mempercepat kenaikan suku bunga yang dapat menekan bursa saham.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Selanjutnya

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Akan tetapi emas dapat menarik permintaan lindung nilai terhadap inflasi yang meningkat. Meski pun negatif terhadap suku bunga tinggi.

Selain itu, pasar juga merespons positif rencana Presiden AS Donald Trump menerima undangan bertemu dengan Pemimpin Korea Utara. Pertemuan tersebut dapat diadakan awal Mei.

Kabar itu juga memberikan sentimen positif untuk bursa saham Korea Selatan.Di antara logam lainnya, harga perak naik 0,7 persen menjadi US$ 16.608 per ounce. Selama sepekan, harga perak naik 0,9 persen. Harga tembaga naik 2,13 persen ke posisi US$ 3,1361 per pound.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya