Data Tenaga Kerja AS Membaik, Harga Emas Tertekan

Harga emas berjangka AS untuk pengiriman April turun US$ 3,20 atau 0,2 persen ke angka US$ 1.320,80 per ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 13 Mar 2018, 06:45 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2018, 06:45 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas tertekan pada perdagangan Senin karena data upah tenaga kerja Amerika Serikat (AS) cukup baik sehingga mendorong optimisme pelaku pasar akan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip Reuters, Senin (13/3/2018), harga emas di pasar spot turun 0,2 persen ke level US$ 1.320,78 per ounce pada pukul 1:33 waktu London.

Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman April turun US$ 3,20 atau 0,2 persen ke angka US$ 1.320,80 per ounce.

"Investor sekarang bermain bertahan, jadi emas duduk di bangku cadangan untuk hari ini," kata Rob Lutts, kepala investasi Cabot Wealth Management.

Pelaku pasar bertaruh bahwa Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga tiga kali pada tahun ini setelah data yang dirilis pada akhir pekan lalu menunjukkan pertumbuhan pekerjaan di AS dan mencatatkan kenaikan terbesar dalam lebih dari satu tahun.

Emas sangat sensitif dengan kenaikan suku bunga karena harus bertarung dengan surat utang yang memberikan bunga. "Kenaikan suku bunga membuat persaingan semakin tinggi juga," jelas Lutts.

 

Prediksi Sepekan

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Ketidakpastian geopolitik akan mendorong kenaikan harga emas tetapi rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) akan menguji gerak harga emas. Pengamat memperkirakan harga emas akan menguji support di bawah US$ 1.300 per ounce.

Pada pekan lalu, harga emas ditutup di level yang relatif netral dengan kisaran yang sempit. Harga emas berjangka pada April diperdagangkan pada US$ 1.325 per ounce.

"Emas masih akan mampu bertahan tetapi bisa diliputi tekanan karena kenaikan imbal hasil obligasi dan penguatan dolar AS karena estimasi kenaikan suku bunga the Fed," jelas kepala riset ETF Securities Maxwell Gold, seperti dikutip dari Kitco, Senin (12/3/2018).

Aksi jual emas diperkirakan akan terus dilakuka oleh investor menuju saat-saat keputusan Bank Sentral AS pada 21 Maret nanti.

Namun, harga emas masih bisa bertahan melihat beberapa data ekonomi yang ada. Petumbuhan ekonomi masih belum kuat dimana angka pengangguran masih cukup besar dan inflasi belum terlalu tinggi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya