Daging Sapi Asal Brasil Masuk RI April 2018

Saat ini tim dari Kementan akan berangkat ke Brasil untuk mengecek kondisi sapi dan peternakan di sana.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Mar 2018, 21:17 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2018, 21:17 WIB
20160805-Pedagang Daging Sapi-Jakarta- Angga Yuniar
Aktivitas jual beli daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Jumat (5/8). Pemerintah mencabut ketentuan kewajiban importir daging untuk menyerap daging lokal sebanyak tiga persen dari total kuota impor yang diperoleh. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana untuk mendatangkan daging sapi dari Brasil. Hal tersebut sebagai salah satu persiapan guna memenuhi kebutuhan daging saat Ramadan dan Idul Fitri tahun ini.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita mengatakan, saat ini tim dari Kementan akan berangkat ke Brasil untuk mengecek kondisi sapi dan peternakan di sana. Namun demikian, pada April diharapkan daging tersebut sudah bisa mulai masuk ke Indonesia.

‎"Mudah-mudahan April (masuk), sebelum puasa," ujar dia di Jonggol, Jawa Barat, Kamis (23/3/2018).

Untuk segi harga, lanjut Ketut, harga daging sapi Brasil diperkirakan akan sedikit lebih mahal dari daging kerbau India. Namun, lebih murah dibandingkan daging sapi yang diimpor dari Australia.

"Sedikit lebih mahal dari daging kerbau India, tapi tetap di bawah Australia. Kerbau itu kan sampai di sini Rp 65 ribu, sampai di ritel Rp 80 ribu‎ per kg," kata dia.

Namun demikian, Ketut berharap ketika sampai di Indonesia dan masuk pasaran, daging sapi tersebut bisa dijual pada kisaran harga Rp 80 ribu per kg. Dengan demikian, masyarakat bisa mendapatkan daging sapi yang murah tapi tetap berkualitas.

"Kalau (daging sapi) sampai di sini di ritel Rp 80 ribu saja, harapkan kita terpenuhi masyarakat bisa menikmati daging yang murah dan berkualitas," tandas dia.

Alasan Pilih Brasil

20160805-Pedagang Daging Sapi-Jakarta- Angga Yuniar
Sejumlah daging sapi yang siap dijual di Pasar Senen, Jakarta, Jumat (5/8). Pemerintah mencabut ketentuan kewajiban importir daging untuk menyerap daging lokal sebanyak tiga persen dari total kuota impor yang diperoleh. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Ketut mengatakan, alasan pemerintah memilih untuk melakukan impor dari Brasil lantaran negara tersebut telah masuk zona bebas penyakit mulut dan kuku (PMK). Hal ini menjadi salah satu syarat yang ditentukan pemerintah untuk impor daging.

"(Brasil) Sudah menganut zona bebas PMK," ujar Ketut saat berbincang dengan Liputan6.com.

Dia menambahkan, harga daging sapi dari Brasil juga lebih kompetitif. Harga ini juga menjadi faktor penting lantaran selain untuk memenuhi kebutuhan daging, langkah impor tersebut diharapkan bisa menekan harga daging sapi di dalam negeri yang saat ini masih berada di atas Rp 100 ribu per kg.

"Dan (harganya) kompetitif," kata Ketut.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang Januari-Februari 2018, Indonesia telah mengimpor daging sapi sebanyak 15.046 ton. Jumlah tersebut turun dibanding periode yang sama pada 2017 yang sebanyak 39.419 ton.

Impor daging sapi di Januari-Februari 2018 tersebut berasal dari Australia sebanyak 11.911 ton, Amerika Serikat 1.270 ton, Selandia Baru 1.615 ton, Spanyol 222 ton, dan Kanada 27 ton.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya