Sosok Probosutedjo di Mata Wasekjen MUI

Probosutedjo akan diberangkatkan dari rumah duka menuju Pemakaman Gedong, Kemusuk, Bantul, Yogyakarta, pukul 15.30 wib.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Mar 2018, 14:45 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2018, 14:45 WIB
Probosutedjo
Foto almarhum Probosutedjo terpampang di luar rumah duka yang berada di Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin (26/3). Probosutedjo meninggal dunia pada usia 87 tahun. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta Probosutedjo, pengusaha sekaligus adik dari Presiden Kedua Indonesia Soeharto wafat pada Senin ini (26/3/2018). Jenazah disemayamkan di rumah duka di Jalan Diponegoro nomor 20-23, Jakarta.

Dari pantauan Liputan6.com, puluhan tamu datang melayat ke rumah duka. Salah satunya, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnain.

Probosutedjo diakui Tengku Zulkarnain merupakan sosok yang telah ia kenal lama, sejak di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Di matanya, almarhum adalah sosok teladan, seorang guru di Taman Siswa yang pernah mengajar kakak-kakaknya.

"Probosutedjo memulai perjalanan dari bawah. Ketika mengajar, dia ke sekolah paket sepeda, sorenya dia mengambil buah kedaung untuk memulai usaha. Dia lebih dulu kaya daripada pak Harto," ujar dia menceritakan kesannya terhadap sosok Probosutedjo.

Sebagai seorang guru, ingatan Probosutedjo dinilai tajam. Dia masih hafal wajah murid-muridnya meskipun sudah 20 tahun tidak bertemu. Selain itu, dia kerap memberikan wejangan kepada muridnya yang sedang dilanda kesulitan. 

"Saya selalu jalan dengan beliau, sejak masih umur 30an sudah kenal," ungkap Zulkarnain.

Dia mengaku perjumpaan terakhirnya dengan mendiang ialah ketika sholat berjamaah pada Ramadan tahun lalu. Saat bertemu, hal yang sering menjadi perbincangan dengan Probosutedjo, antara lain mengenai topik pendidikan dan kemanusiaan.

"Almarhum pernah bilang, ketakwaan dan pendidikan kita masih rendah. Beliau concern soal itu. Pendidikan di Indonesia masih harus dikejar. Kita masih ketinggalan di segala bidang," tandas dia.

Rencananya, Probosutedjo akan diberangkatkan dari rumah duka menuju Pemakaman Gedong, Kemusuk, Bantul, Yogyakarta, pukul 15.30 wib. Dia akan dimakamkan berdampingan dengan makam ayahnya.

Sosok Probosutedjo di Mata Pengusaha Pribumi

Probosutedjo
Pengusaha yang juga Adik Presiden Kedua Indonesia Soeharto, Probosutedjo (AP Photo/Erwin Fedriansyiah)

Pengusaha nasional Probosutedjo meninggal dunia pagi ini. Adik dari Presiden Ke-2 Indonesia, Soeharto, ini juga dikenal sebagai pelopor pengusaha pribumi dan salah satu pendiri dari Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi).

Ketua DPD Hippi DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan, Probosutedjo merupakan sosok yang berjasa bagi para pengusaha pribumi. Sebab, dia merupakan tokoh penggerak bagi anak-anak muda Indonesia untuk menjadi pengusaha.

"Beliau ini sosok pengusaha Indonesia asli, pribumi. Penggerak agar orang Indonesia dan anak-anak muda menjadi wirausaha baru. Beliau menjadi salah satu pelopor berdirinya Hippi, karena dulu beliau melihat kesenjangan jumlah pengusaha pribumi dan nonpribumi cukup jauh," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (26/3/2018).

Sarman mengungkapkan, meski pun berasal dari keluarga penguasa di era orde baru, namun Probosutedjo dikenal dekat dengan masyarakat dan generasi muda. Probosutedjo juga memulai karier dan usahanya mulai dari bawah di mana pernah menjadi guru di wilayah Sumatera Utara.

"Kalau kita lihat, bagaimana pun beliau merupakan keluarga dari penguasa saat itu, Pak Harto (Soeharto). Tapi dalam praktiknya beliau sangat memasyarakat. Tidak ada jarak dengan masyarakat. Karir beliau juga dimulai dari nol, dulu beliau juga seoran guru yang berasal dari Siantar, Sumatera Utara di era 1960-1970an. Pernah jadi guru di sana, kemudian menjadi pengusaha dan sukses. Itu jadi kebanggaan bagi anak bangsa," jelas dia.

Oleh sebab itu, lanjut Sarman, para pengusaha khususnya pengusaha pribumi, merasa sangat kehilangan sosok panutan atas kepergiaan Probosutedjo. Namun pemikiran dan upayanya untuk mendorong pertumbuhan pengusaha nasional akan terus dikenang masyarakat.

"Jadi kita bisa dikatakan kehilangan seorang tokoh enterpreneur. Beliau banyak menumbuhkan pelaku usaha baru. Beliau melihat ini belum ada yang menggerakkan, jadi beliau yang menggerakkan, bagaimana anak-anak muda lokal ini betul tidak menjadi karyawan tetapi juga mereka menjadi pelaku usaha baru. Itu kan dimulai dengan lahirnya Himpi dan Hippi," tandas dia.

Tonton Video Pilihan Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya