Menteri Susi Larang Pegawai KKP Bawa Botol Minuman Kemasan ke Kantor

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menerapkan kebijakan larangan membawa botol minuman kemasan ke kantor bagi pegawainya.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 28 Mar 2018, 11:10 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2018, 11:10 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberi keterangan pers terkait empat kapal ikan yang berisi narkoba di Jakarta, Selasa (27/2). Menurut Susi, keempat kapal tersebut akan ditenggelamkan. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ternyata menerapkan kebijakan yang unik di lingkungan kantornya. Kebijakan tersebut adalah larangan para pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk membawa botol minuman kemasan ke kantor. 

Susi mengatakan, kebijakan ini sebagai bentuk komitmen dan contoh kepada semua pihak mengenai kelestarian lingkungan. Saat ini, sampah plastik menjadi momok yang tidak bisa dianggap enteng, karena mempengaruhi masa depan lingkungan. 

“Saya larang pegawai saya bawa botol minuman kemasan ke kantor, kalau ketahuan denda Rp 500 ribu. Ini harus ada manajemen pengawasannya, yang melaporkan dapat 20 persen dari denda, tidak apa-apa, biar jalan sistemnya,” kata Susi di kantornya, Rabu (28/3/2018). 

Dia juga menceritakan, pagi ini mendapat informasi dari media sosial bahwa salah satu negara kecil di Afrika telah menerapkan kebijakan larangan penggunaan plastik. Susi Pudjiastuti mengacungi jempol akan kebijakan tersebut. 

Dipaparkan Susi, Indonesia saat ini menjadi salah satu negara penghasil sampah plastik terbesar kedua setelah China. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa dirinya harus memberikan contoh kepada semua orang mengenai bahayanya sampah plastik.

“Saya kemarin paddle di Fakfak beberapa mil, masih saja menemukan sampah plastik mie instan, botol minuman dan sampah plastik lainnya. Stop hal itu, itu yang menyebabkan penduduk kita di wilayah kepulaun itu sering tidak sehat. Karena uang hasil jual ikan buat beli mie instan dan sebagainya, tidak lagi konsumsi ikan segar,” papar Susi. 

Susi Pudjiastuti juga meminta kepada semua pihak untuk mengkampanyekan hal ini kepada anak-anak. Karena dengan mensosialisasikan sejak dini, diharapkan saat dewasa nanti anak-anak tersebut bisa memahami pentingnya kelangsungan hidup biota laut.

Tulis Buku, Susi Pudjiastuti Berbagi Pengalaman Jadi Menteri

Ditemani Anies, Menteri Susi Resmikan Pasar Ikan Modern Muara Baru
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat mengisi sambutan dalam acara peletakan batu pertama (groundbreaking) Pasar Ikan Modern (PIM) Muara Baru, Jakarta, Kamis (8/2). (Liputan6.com.Angga Yuniar)

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membedah buku hasil karyanya yang berjudul 'Laut Masa Depan Bangsa'. Dalam buku tersebut, Menteri Susi banyak bercerita tentang pengalamannya sebagai menteri hingga berbagai tantangan yang harus ia hadapi di sektor kelautan di Indonesia.

Dalam pengantar buku, Susi bercerita bahwa duduk sebagai seorang menteri merupakan satu pengalaman yang tidak pernah terpikirkan olehnya. Ia juga menyadari bahwa banyak permasalahan yang ada di sektor kelautan sangat pelik sehingga butuh berbagai penanganan.

"Setelah menjadi menteri, saya mulai menyadari ternyata keindahan laut Indonesia tak seindah pada yang nampak di mata. Begitu kompleks persoalan yang ada di dalamnya,” kata Menteri Susi di Jakarta, Rabu (28/2/2018).

Meski demikian, kata Susi, lautan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam hidupnya. Di buku yang memiliki sampul warna biru tersebut Susi menuturkan berbagai visi, misi dan program pemerintah di bidang Kelautan dan Perikanan.

"Sumber nafkah. Lihat keindahan dan melakukan berbagai aktivitas saya senang melakukannya di laut," papar Susi.

Lebih lanjut Susi Pudjiastuti mengatakan, tujuan dibuatnya buku ini adalah demi mewujudkan mimpi Indonesia sebagai poros maritim dunia. Indonesia sebagai negara dengan luas perairan yang besar harus mampu mengawasi lautnya agar kedaulatan negara tetap terus terjaga.

"Tujuan utama menuliskan buku ini untuk menjadikan Indonesia poros maritim dunia dan laut masa depan. Ini adalah satu hal yang harus kita sosialisasikan, harus dimengerti masyarakat karena nantinya masyarakat yang akan jadi penjaga dan pemilik utama laut masa depan bangsa," ungkap Susi Pudjiastuti.

Tambah Wawasan

Susi Pudjiastuti Main Paddle Board
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mendayung saat bermain paddle board di Danau Sunter, Jakarta, Minggu (25/2/2018). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka Festival Danau Sunter. (Bola.com/Okie Prabhowo)

Buku yang ditulis Susi tersebut terbagi dalam 6 bab. Dalam buku tersebut Susi menjelaskan ada tiga pilar yang selama ini diusung Kementrian Perikanan dan Kelautan dalam tugasnya yakni kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan.

Susi juga mengisahkan tentang pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal atau illegal fishing, serta upaya Menteri Susi mendorong nelayan untuk meninggalkan penggunaan alat tangkap cantrang yang dinilai merusak lingkungan.

Buku dilengkapi dengan berbagai foto dokumentasi Susi saat melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah. Untuk menambah wawasan pembaca, dihadirkan pula grafik dan berbagai data tentang kelautan dan perikanan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya