Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani meminta pemerintah, termasuk Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi, untuk memberikan tanggapan dan informasi yang benar dan dengan cara yang baik kepada masyarakat.
Hal ini disampaikan Puan menanggapi pernyataan Hasan Nasbi terkait teror kepala babi yang dialami wartawan Tempo Francisca Christy Rosana (Cica) pada Rabu, 20 Maret 2025. Bukannya prihatin, Hasan Nasbi justru menyuruh agar kepala babi itu dimasak untuk dimakan.
"Ya kami harapkan semua jajaran kementerian dan juga juru bicara kepresidenan mengikuti apa yang diperintahkan oleh presiden. Bisa memberikan informasi yang baik, yang benar, yang jelas kepada masyarakat terkait dengan program-program pemerintah," kata Puan Maharani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (25/3/2025).
Advertisement
Puan meminta tidak boleh ada lagi kesalahpahaman akibat komunikasi yang kurang baik dari PCO. Ia meminta PCO mengikuti perintah Presiden Prabowo Subianto dalam memberikan pernyataan dan tanggapan kepada media massa.
"Sehingga tidak ada misleading atau salah informasi. Jadi ya seperti yang disampaikan oleh perintah presiden," ujar Puan.
Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi meminta agar kepala babi yang dikirim kepada wartawan Tempo itu agar dimasak saja.
"Sudah dimasak saja, sudah dimasak saja," kata Hasan Nasbi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/3/2025).
Lebih lanjut, Hasan menilai, jika teror yang diterima jurnalis tempo bukanlah sebuah ancaman. Sebab, sikap jurnalis Tempo yang diunggah di mesia sosial santai atas teror tersebut.
"Enggaklah (sebagai ancaman), saya lihat ya saya lihat dari media sosialnya Francisca yang wartawan Tempo itu. Dia justru minta dikirimin daging babi," ucap Hasan.
"Ya sama artinya, dia enggak terancam kan. buktinya dia bisa bercanda. Kirimin daging babi," sambung dia.
Hasan Nasbi justru meminta untuk tidak melebih-lebihkan permasalahan ini. Dia menilai teror tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya.
"Apakah itu benaran seperti itu? Atau cuma jokes, karena saya lihat juga mereka menanggapinya dengan jokes. Jadi menurut saya enggak usah dibesarkan," ucap Hasan Nasbi.
Pernyataan Hasan Nasbi Soal Teror Kepala Babi Dikecam
Koalisi Masyarakat Sipil mengecam respons Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, terkait aksi terror kepala babi yang diterima wartawan Tempo Fransisca Christy Rosana alias Cica.
Pernyataan Hasan Nasbi yang seolah menyuruh "memasak kepala babi" yang tergeletak di kantor Tempo, selain tidak berempati, juga melanggar prinsip kebebasan pers.
"Pernyataan tersebut cenderung merendahkan, tidak patut disampaikan oleh seorang Kepala Kantor Komunikasi Presiden," tegas Koalisi Masyarakat Sipil yang terdiri dari berbagai elemen di antaranya, Centra Initiative, Imparsial, PBHI, ELSAM, Walhi, HRWG, DeJuRe, Setara Institute, Sabtu (22/3/2025).
"Untuk itu kami mengingatkan kepada Presiden bahwa pernyataan ini sama sekali tidak seharusnya didiamkan, karena mengandung unsur kebencian terhadap kelompok jurnalis atau media yang kritis," tegasnya.
Menurutnya, pernyataan yang disampaikan Hasan Nasbi menunjukkan rendahnya komitmen pemerintah, yang diwakili Kantor Komunikasi Kepresidenan, terhadap demokrasi dan kebebasan sipil. Bukannya menyampaikan, setidaknya sikap keperihatinan terhadap teror tersebut, justru seakan mendukung tindakan teror tersebut.
"Kami mendesak kepada Presiden untuk meninjau kembali posisi Hasan Nasbi dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan. Dengan sikap tersebut di atas, nampak ia tidak cukup patut secara etika untuk menyampaikan pesan kepresidenan kepada masyarakat," katanya.
Hasan Nasbi Harus Berhenti Mewakili Pemerintah
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti juga turut mengecam respons Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi terkait insiden jurnalis Tempo dikirimi paket berisi kepala babi.
Susi Pudjiastuti menilai respons macam itu tak patut dilontarkan seseorang yang mewakili Pemerintah dalam hal ini Presiden Prabowo Subianto. Susi Pudjiastuti mengekspresikan kekesalan terhadap Hasan Nasbi lewat akun Twitter terverifikasi, Sabtu (22/3/2025). Menurutnya, Hasan Nasbi mestinya berhenti dari tugas mewakili Presiden Prabowo.
"Ignorance! Dia harus berhenti mewakili pemerintah bicara di muka publik. Pak @prabowo," cuit Susi Pudjiastuti seraya menyematkan emotikon tangan menjura. Tergambar jelas, kegeramannya.
Advertisement
Kepala PCO Klarifikasi Pernyataannya Soal Teror Kepala Babi
Usai pernyataannya banyak mendapat kritik tajam, Hasan Nasbi coba mengklarifikasi. Hasan mengklaim tidak bermakud melecehkan wartawan dan media massa.
"Respons yang benar itu adalah respons seperti si Fransisca itu dengan mengecilkan si peneror," kata Hasan Nasbi kepada wartawan, Sabtu (22/3/2025).
"Saya itu kemarin hanya menyempurnakan responsnya Cica, itu saja," sambungnya.
Menurutnya, suatu teror biasanya bertujuan untuk menakut-nakuti. Respons santai seperti pernyataan atau cuitan Cica di akun X-nya, dinilai cara paling efektif untuk menghadapi ancaman. Sebab, dengan begitu maka pelaku atau peneror akan kehilangan tujuannya.
"Kalau sudah dikecilkan kayak gitu, sekalian saja dikecilkan si penerornya dengan cara dimasak, ya kan? Dan si Cica itu makan babi kan? Jadi bukan pelecehan itu. Coba lihat X-nya si Cica, menurut saya, itu respons yang benar kayak gitu, jadi saya meneruskan itu," ujar Hasan.
Dia menilai, suatu ancaman jangan terlalu dibesar-besarkan, karena sikap itu justru membuat peneror merasa tujuannya tercapai.
Di sisi lain, Hasan Nasbi mengaku heran dengan respons publik yang menyudutkannya. Padahal dia hanya bermaksud untuk menjatuhkan peneror.
"Jadi saya bingung kenapa marah-marah, tetapi kirim sajalah, namanya orang kan. Jadi jangan sampai kita justru ikut membesar-besarkan ketakutan, karena itu targetnya si peneror. Kita harus mengecilkan dia," ucap Nasbi.
Prabowo Jamin Kebebasan Pers
Perihal teror terhadap Tempo dinilai sebagai ancaman terhadap kebebasan pers, Hasan menjamin bahwa pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto sangat menjamin kebebasan.
Dia mengatakan, pemerintah tidak pernah melarang jurnalis menulis atau membuat produk-produk jurnalistik. Pemerintah juga tidak memperkarakan muatan informasi suatu produk berita.
Menurutnya, sangat tidak mendasar apabila ada yang menuding bahwa teror terhadap Tempo dianggap sebagai cara pemerintah untuk mengekang kebebasan pers.
"Bagi pemerintah, itu sudah bukti nyata, jadi bukan teori lagi, gitu lho. Jadi tuduhan-tuduhan semacam itu enggak masuk akal. Tuduhan mengekang kebebasan pers itu enggak masuk akal, buktinya semua orang boleh ngomong kok," tegas Hasan.
