Pemerintah Ingatkan Pertamina Kendalikan Harga Pertamax Cs

Menteri ESDM Ignasius Jonan menuturkan, kenaikan harga bahan bakar minyak nonsubsidi perlu diwaspadai karena dapat memicu inflasi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 06 Apr 2018, 12:45 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2018, 12:45 WIB
Kenaikan Harga Minyak Dunia Berpotensi Picu Inflasi
Seorang pengendara menunggu untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Jumat (2/2). Angka inflasi bisa lebih tinggi lagi jika nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengingatkan PT Pertamina (Persero) untuk mengendalikan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi.  Harga BBM nonsubsidi naik akan memicu kenaikan infllasi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan ‎mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengarahkan beberapa hal terkait sektor energi. Arahan itu disampaikan dalam rapat kabinet yang membahas operasi Hari Raya Idul Fitri 2018.

"Ratas kabinet dipimpin pak Presiden, yang diwakili oleh Wamen ESDM, menurut wamen arahan Presiden untuk operasi Idul Fitri 2018 di sektor ESDM," kata Jonan, di Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat  (6/4/2018).

Jonan menyebutkan, salah satu arahan tersebut agar Pertamina mengendalikan harga BBM umum atau nonsubsidi di antaranya Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite. Dengan begitu tidak mengalami kenaikan harga.

‎"Harga bahan bakar umum  itu harus diwaspadai kenaikannya," tutur Jonan.

Jonan menuturkan, penetapan kebijakan harga BBM nonsubsidi juga perlu hati-hatian. Hal tersebut untuk mewaspadai agar level inflasi tidak mengalami kenaikan.

"Karena dapat memicu inflasi ya kalau pengertian diwaspadai ini ya harus dikendalikan,"‎ ujar dia.

 

Kontribusi Pertalite ke Inflasi

Kenaikan Harga Minyak Dunia Berpotensi Picu Inflasi
Pengendara antre untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Jumat (2/2). Kenaikan harga minyak dunia bisa turut berdampak kepada angka inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kenaikan harga BBM nonsubsidi jenis Pertalite pada Maret lalu diperkirakan masih berdampak hingga April 2018. Dampak tersebut bisa seperti kenaikan inflasi, mengingat bobot BBM terhadap inflasi sebesar 3,39 persen, atau persis di bawah beras.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, sejak berlaku pada 24 Maret 2018, kenaikan harga pertalite baru berdampak selama seminggu terakhir terhadap inflasi. Dampak ini diperkirakan masih berlanjut dalam tiga pekan ke depan.

"Seperti saya bilang karena pertalite naiknya pada 24 Maret, berarti ini baru 7 hari. Tetapi perlu dicatat bahwa seminggu terakhir sudah ter-cover, jadi kalau inflasi rata-rata harga selama satu bulan dibandingkan bulan sebelumnya, yang seminggu ter-cover, 3 minggunya belum," ujar dia.

Oleh sebab itu, lanjut dia, kenaikan harga Pertalite ini masih akan berpengaruh terhadap inflasi di April 2018. Hal ini yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah agar tren inflasi ini tidak berlanjut di April.

"Berarti dampak ikutannya masih akan terjadi di April. Berapa besarnya saya tidak tahu. Jadi pasti masih akan berdampak," ujar dia.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

 

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya