Menko Luhut Bentuk Satgas Bangun Infrastruktur di Afrika

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membentuk satgas untuk meningkatkan ekspor, infrastruktur di Afrika.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 10 Apr 2018, 16:26 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2018, 16:26 WIB
Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan (Dok Foto: Humas Kemenko Bidang Kemaritiman)
Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan (Dok Foto: Humas Kemenko Bidang Kemaritiman)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan akan membentuk satuan tugas (task force) infrastruktur Indonesia ke Afrika. Upaya ini dilakukan untuk mencari peluang, solusi setiap permasalahan dalam proyek pembangunan infrastruktur oleh Indonesia di Negeri Benua Hitam itu. 

“Pemerintah Indonesia akan membentuk task force atau satuan tugas (satgas) dan akan mengunjungi beberapa negara di Afrika yang potensial. Saya kira dalam waktu tidak lama, hal ini akan terealisasi,” ujar Luhut usai menghadiri pembukaan perhelatan akbar Indonesia-Africa Forum (IAF) Bali yang diterima dari keterangan resminya di Jakarta, Selasa (10/4/2018). 

Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, satgas ini berfungsi sebagai badan yang dapat memecahkan setiap masalah yang menjadi hambatan. Perannya juga mendorong setiap potensi yang ada. Satgas ini beranggotakan wakil dari pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kalangan swasta, dan perbankan nasional.

“Kita harus fokus, pembentukan task force to Africa untuk membantu memecahkan masalah. Kami ingin semuanya mudah, regulasi akan kita adjust. Kita siapkan mekanisme pembiayaan. Yang penting berdasar kepada kepentingan bangsa, transparansi adalah mutlak," ujarnya. 

"PT INKA akan ada proyek kereta di Afrika, begitu juga PT WIKA dan BUMN kontruksi lain bangun infrastruktur di sana. PT PAL dan PT DI akan ekspansi ke sana, Standard Chartered dan Bank Exim pun akan kita libatkan,” Luhut menambahkan. 

Negara-negara di Afrika yang dituju oleh berbagai proyek tersebut di antaranya, Senegal, Nigeria, Mozambik, Zambia, Aljazair dan berbagai negara di Afrika lainnya. Ajang IAF 2018 ini dimaksudkan untuk mempererat persahabatan dan peningkatan kerja sama Indonesia-Afrika.

 

Selanjutnya

Dok Foto: Humas Kemenko Bidang Kemaritiman
Dok Foto: Humas Kemenko Bidang Kemaritiman

Luhut menjelaskan, hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), di mana persahabatan antara Indonesia-Afrika sudah terjalin begitu erat sejak diselenggarakannya Konfererensi Asia Afrika (KAA) pada 1955. KAA saat itu mempunyai pengaruh besar terhadap negara-negara di Asia-Afrika, yang sebagian besar masih belum merdeka.

Presiden juga meminta agar Indonesia mencari pangsa pasar baru dan berekspansi ke benua Afrika dengan asas saling menguntungkan.

"Selama ini kita hanya mengandalkan pangsa pasar tradisional, semisal di negara-negara di Asia, Eropa," ujarnya. 

"Hubungan ini (Afrika) berjalan baik, walau masih baru tapi sudah hampir US$ 600 juta deal-nya, pengembangan lain akan lebih besar ke depannya. Dan mereka juga punya bahan-bahan yang kita butuhkan, misalnya kita kan mau bikin lithium battery, nah cobalt itu kita punya, tapi tidak cukup jumlahnya dan Afrika itu punya, dan kita mungkin akan impor dari mereka, jadi saling menguntungkan begitu,” tambahnya.

Perhelatan akbar IAF 2018 dihadiri oleh delegasi dari 46 negara di benua Afrika. Dalam ajang ini juga diadakan berbagai ajang pertemuan bilateral antara pemerintah Indonesia dan berbagai negara di Afrika. Selain itu dimeriahkan pula oleh berbagai side event dari BUMN-BUMN Indonesia yang sangat menarik perhatian para delegasi tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya