Liputan6.com, Windhoek - Negara gurun di Afrika Selatan Namibia melantik presiden wanita pertamanya pada hari Jumat ((21.3.2025) setelah Netumbo Nandi-Ndaitwah memenangkan pemilihan tahun 2024 lalu yang memperpanjang kekuasaan partai yang berkuasa selama 35 tahun.
Nandi-Ndaitwah yang berusia 72 tahun, menjadi salah satu dari sedikit pemimpin wanita di benua itu dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh kepala negara dari beberapa negara Afrika termasuk Angola, Afrika Selatan, dan Tanzania.
Sebelum menjabat sebagai wakil presiden Namibia selama satu tahun, Nandi-Ndaitwah adalah veteran South West Africa People's Organisation (SWAPO) atau Organisasi Rakyat Afrika Barat Daya yang memimpin negara berpenduduk jarang dan kaya uranium itu menuju kemerdekaan dari apartheid Afrika Selatan pada tahun 1990.
Advertisement
Presiden Namibia yang akan lengser Nangolo Mbumba, 83 tahun, menyerahkan kekuasaan kepada Nandi-Ndaitwah dalam sebuah upacara yang bertepatan dengan peringatan 35 tahun kemerdekaan Namibia yang dipindahkan dari Stadion Kemerdekaan ke State House karena hujan lebat yang jarang terjadi.
Laporan AFP yang dikutip Sabtu (22/3/2025) menyebut tepuk tangan dan sorak sorai terdengar saat NNN, begitu Netumbo Nandi-Ndaitwah dikenal, mengucapkan sumpah jabatan.
Netumbo Nandi-Ndaitwah menjadi presiden perempuan pertama Namibia dengan memperoleh 58 persen suara dalam pemilu pada November 2024 yang kacau, yang sempat diperpanjang beberapa kali setelah kegagalan logistik menyebabkan penundaan besar.
Namibia menyaksikan salah satu "putrinya yang terkemuka menembus batas", kata Mbumba. "Ini sudah lama dinantikan."
"Kita sedang menjalani momen bersejarah. Sangat gembira atas pelantikan seorang presiden perempuan," kata pengusaha Monica Geingos, istri presiden Hage Geingob yang meninggal saat menjabat pada tahun 2024, saat ia tiba di acara tersebut.
"Ini hari yang menggembirakan bagi Afrika. Ia akan terus menjadi panutan bagi banyak perempuan muda dan perempuan dari segala usia," kata mantan wakil presiden Afrika Selatan Phumzile Mlambo-Ngcuka.
Target Mengatasi Pengangguran hingga Imbau Persatuan
Oposisi muda Independent Patriots for Change (IPC) mengajukan tantangan kuat pada pemilihan tahun 2024 lalu tetapi hanya memperoleh 25,5 persen suara presiden, yang menggarisbawahi kesetiaan berkelanjutan kepada SWAPO bahkan ketika popularitas partai pembebasan Afrika Selatan lainnya telah memudar.
Isu utama di kotak suara adalah pengangguran besar-besaran di antara populasi muda, dengan 44 persen dari mereka yang berusia 18 hingga 34 tahun tidak memiliki pekerjaan pada tahun 2023 di negara dengan jumlah penduduk hanya tiga juta orang.
Menjelang pelantikannya, NNN sempat mengatakan mengatasi pengangguran adalah prioritas.
"Dalam lima tahun ke depan, kita harus menciptakan setidaknya 500.000 pekerjaan," kata NNN kepada outlet berita nasional Afrika Selatan SABC, seraya menambahkan bahwa hal itu akan membutuhkan investasi sebesar 85 miliar dolar Namibia ($4,67 miliar, 4,3 miliar euro).
Sektor utama untuk penciptaan lapangan kerja adalah pertanian, perikanan, dan industri kreatif dan olahraga, imbuh NNN.
NNN juga mengimbau persatuan setelah perpecahan politik mencuat selama pemilihan umum, yang ingin dibatalkan oleh IPC melalui gugatan pengadilan yang gagal.
"Kita dapat berpolitik selama kampanye dan seterusnya, tetapi setelah selesai, kita harus membangun Namibia bersama-sama," katanya.
Advertisement
Mendobrak Batasan
Mengenai pemilihannya sebagai presiden perempuan pertama Namibia, NNN mengatakan kepada SABC: "Tentu saja merupakan hal yang baik bahwa kita mendobrak batasan, kita mendobrak tembok."
NNN, putri seorang pendeta Anglikan yang konservatif, telah mengambil sikap tegas terhadap aborsi, yang dilarang di Namibia kecuali dalam keadaan luar biasa. Pernikahan sesama jenis juga ilegal menurutnya.
Sebagai anggota SWAPO sejak remaja, ia diasingkan di Moskow selama perjuangan pembebasan. Sebagai menteri luar negeri antara tahun 2012 dan 2024, NNN memuji "hubungan historis yang baik" negaranya dengan Korea Utara.
Namibia adalah produsen uranium alam terbesar ketiga atau keempat di dunia --tergantung pada tahunnya, dan memasok logam radioaktif ke negara-negara yang memproduksi tenaga nuklir, termasuk Prancis.
Negara di Samudra Atlantik yang kering dan terik matahari ini juga kaya akan berlian dan berharap dapat mengeksploitasi cadangan minyak serta gas alamnya.
