Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) berencana menggunakan lahan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI dan XII (Persero), untuk ‎pembangunan fasilitas pengolahan minyak (kilang) Tuban, Jawa Timur.Â
Pelaksana tugas Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pembangunan Kilang Tuban melalui program New Grash Root Refinery (NGR) menghadapi kendala pembebasan lahan. Berdasarkan rencana awal, ada dua lahan yang berpotensi sebagai lokasi pembangunan Kilang Tuban.
Lahan tersebut milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Untuk bisa menggunakan lahan tersebut, Pertamina perlu mendapat izin dari Kementerian Keuangan.Â
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan untuk lahan kedua adalah milik masyarakat. Untuk bisa menggunakannya, maka Pertamina harus melakukan pembebasan lahan yang prosesnya cukup panjang.
"Jadi ada masalah lahan. Ada milik KLHK itu perlu urus ke Kementerian Keuangan. Lalu ada lahan warga juga perlu eksekusi," kata Nicke, saat rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/5/2016).
Agar pembangunan Kilang Tuban bisa cepat dilakukan, ‎maka Pertamina mencari solusi lain. Salah satu yang sedang dirintis adalah mengunakan lahan milik PTNP XI dan XII.
Dari hasil survei yang telah dilakukan, lahan tersebut cocok untuk pembangunan kilang dan fasilitas pendukungnya.
"Kami coba cari opsi lain menggunakan lahan milik PTPN, kami sudah survei sangat cocok kita bangun kilang di situ," tutur Nicke.
Â
Produksi BBM Meningkat
Jika permasalahan lahan sudah selesai, maka Pertamina bisa langsung membangun Kilang Tuban. ‎Dampak dari adanya kilang tersebut adalah produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) Indonesia bisa meningkat.
"Kita harap prores kilang Tuban bisa dilaksanakan, kilang menghasilkan 300 ribu barel per hari," ujarnya.
‎Seperti diketahui, Pertamina menggandeng perusahan minyak asal Rusia Rosneft untuk membangun Kilang Tuban.
Kedua perusahaan tersebut membentuk perusahaan patungan PT Pertamina Rosneft Pengelolaan dan Petrokimia. Kilang berkapasitas 300 ribu bph tersebut membutuhkan investasi USD 15 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement