Bertemu Menteri Jonan, Pemilik Bengkel Ini Minta Premium Dihapuskan

Premium memiliki kadar air yang masih tinggi, sehingga membuat mesin kendaraan sering bermasalah.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Jun 2018, 19:46 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2018, 19:46 WIB
20150930-Pom Bensin-BBM-SPBU-Jakarta
Aktivitas pengisian BBM di SPBU Cikini, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta- PT Pertamina (Persero) diminta untuk menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium. Hal ini diungkapkan oleh salah satu pemiliki bengkel bernama Adi saat berbincang dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.

Pria yang memiliki bengkel di Wilangan, Kabupaten Ngajuk, Jawa Timur, ini mengungkapkan, Premium memiliki kadar air yang masih tinggi. Hal tersebut membuat mesin kendaraan sering bermasalah.

"Mutunya lebih jelek, kadar airnya tinggi. Kalau untuk bahan bakar kendaraan bermotor banyak masalah, terutama pada pembakaran. Makanya saya selalu minimal pilih Pertalite, maksimal Pertamax," ujar dia.

Pria asal Surabaya ini menyatakan, selain soal perawatan rutin, pemilihan bahan bakar yang tepat juga menentukan umur kendaraan. Sebab, menurut pengalamannya, selama pakai Premium, kendaraan miliknya sering bermasalah meski dirawat secara rutin.‎

"Buat saya bahan bakar lebih utama, kalau pakai Premium sebelum ada Pertalite, motor sering bermasalah. Karena kadar airnya. Kalau Pertalite tidak masalah," kata dia.

Oleh sebab itu, menurut Adi, lebih baik Pertamina menghapus BBM jenis Premium. Selain kualitas yang lebih buruk, harga Pertalite juga tidak jauh berbeda dengan BBM RON 88 tersebut.‎

"Harapannya kalau bisa Premium dihapus, maksudnya kalau mutunya seperti ini lebih baik dihapus, mungkin kalau mutunya lebih baik ya enggak apa-apa. Apalagi harganya tidak seberapa dengan Pertalite. Memang Premium untuk kalangan bawah, tapi kalau pakai Premium merusak mesin, buat apa," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya