Pertumbuhan Ekonomi 2019 Bakal Capai 5,8 Persen

Peningkatan investasi swasta terutama pada manufaktur maupun primer dan jasa yang memiliki keterkaitan cukup pada industri kimia, industri makanan dan minuman dan sektor primer masih akan tumbuh positif.

oleh Merdeka.com diperbarui 05 Jun 2018, 13:47 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2018, 13:47 WIB
Pemerintah rapat bersama Banggar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi paparan dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Gedung Nusantara II DPR, Kamis (31/5). Rapat terkait penyampaian kerangka ekonomi makro dan pokok kebijakan dalam RAPBN 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yakin pertumbuhan ekonomi 2019 berada pada kisaran 5,4 hingga 5,8 persen. Hal tersebut dengan mempertimbangkan kondisi pertumbuhan komponen perekonomian saat ini seperti konsumsi, ekspor dan investasi.

Sri Mulyani menjelaskan, 2018 konsumsi terus bergerak. Pada kuartal I 2018, konsumsi tercatat sebesar 4,59 persen. "Sesuai dengan APBN 2018, range ini disebabkan karena sisi faktor demand atau permintaan itu menunjukkan adanya suatu pergerakan. Konsumsi kuartal I sebesar 4,95 persen," ujarnya di Gedung DPR-MPR, Jakarta, Selasa (5/6/2018).

Angka pertumbuhan ekonomi tersebut masih perlu terus didorong terutama untuk masyarakat menengah ke atas yang cenderung masih menahan konsumsi. Sementara masyarakat kalangan bawah, masih terjaga sebab pemerintah terus menyalurkan berbagai program bantuan.

"Dengan angka itu, kita perlu mendorong konsumsi. Terutama adalah kelompok konsumsi masyarakat menengah keatas. Karena untuk kelompok bawah mereka mendapat program dari pemerintah sehingga mereka memiliki pertumbuahn konusmis rumah tangga pada 20 bahkan 40 persen ke bawah relatif meningkat," jelasnya.

 

Sisi Investasi

Pemerintah rapat bersama Banggar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi paparan dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Gedung Nusantara II DPR, Kamis (31/5). Rapat terkait penyampaian kerangka ekonomi makro dan pokok kebijakan dalam RAPBN 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selanjutnya dari sisi investasi, Sri Mulyani mengatakan, peningkatan investasi swasta terutama pada manufaktur maupun primer dan jasa yang memiliki keterkaitan cukup pada industri kimia, industri makanan dan minuman dan sektor primer masih akan tumbuh positif.

"Pertumbuhan investasi yang disampaikan kuartal I sebesar 7,9 persen kita berharap secara tahunan bisa pada 7 persen. Apabila seluruh tahun bisa bertahan diatas 7 persen maka kita mendapat pe 5,2-5,4 persen. Range kami investasi adalah 7,27 sampai 7,54 persen," jelasnya.

Terakhir, ekspor juga menunjukkan perbaikan. Meskipun dalam beberapa waktu terakhir terdapat pergeseran antara impor dan ekspor, pemerintah yakin berbagai insentif yang diberikan terhadap pengusaha bisa menggerakan roda ekspor hingga akhir tahun.

"Ekspor dalam hal ini diperkirakan sama dengan kuartal I yaitu 6,75 sampai 7,18 persen. Tentu tantangan kita adalah memperluas pangsa ekspor dan growth pertumbuhan ekspor itu serta memperluas diversifikasi produk yang ekspor. Kami menganggap jika pertumbuhan ekspor bisa dipertahankan di 7 persen seperti yang di kuartal I ini juga merupakan sesuatu yang baik dan perlu ditingkatkan," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya