Merugikan, Jangan Suka Baper di Tempat Kerja!

Berikut hal-hal yang merugikan bila Anda ‘baper’ di tempat kerja.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 24 Jul 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2018, 06:00 WIB
Ilustrasi meja kerja
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Manusia lahir dengan tingkat emosional yang berbeda-beda. Tapi, manusia diharapkan mampu mencari solusi dengan kepala dingin, bukan malah memperbesar emosi dan menjadikannya alat untuk menyalahkan orang lain.

Ketika kelak bekerja di suatu perusahaan, rasa emosi akan terus-menerus membanjiri hidupmu. Bukan hanya emosi karena tugas menumpuk, tapi juga emosi karena rekan kerja yang tidak bisa diajak kerjasama, dan masih banyak lagi.

Bagaimana Anda mampu mengontrol emosi menjadi kunci penting. Jangan sampai emosi dibawa ke hati alias baper (bawa perasaan) karena ada banyak kerugian yang akan dirasakan

Seperti dikutip dari Cermati.com, berikut hal-hal yang merugikan bila Anda ‘baper’ di tempat kerja:

1. Jadi Lebih Sering Menangis

Dunia kerja itu selalu manis, Anda tidak bisa larut dalam perasaan yang sedang dirasakan. Apabila atasan menegur karena tugas yang dikerjakan tidak sesuai ekspektasi, Anda harus bisa menerima teguran tersebut dengan lapang dada sebagai bentuk pengakuan atas kecerobohan yang sudah dilakukan.

Apabila atasan menyampaikan kata-kata yang sedikit pedas, atau ada perkataan rekan kerja yang tidak berkenan, jangan terlalu dibawa ke hati. Setiap kali mengingat perkataan tersebut, bisa saja larut dalam kesedihan yang membuat menangis. Ambil sisi positifnya agar bisa memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya.

 

2. Lebih Sulit Mengembangkan Diri

Semangat bekerja (Ilustrasi iStock)
Semangat bekerja (Ilustrasi iStock)

Hidup itu penuh dinamika. Begitu juga dengan mood, ada masanya akan mengalami stres, sedih, dan bahagia. Dinamika seperti ini harus dinikmati agar perjalanan hidup lebih menyenangkan.

Nah, kalau Anda terlalu baper, yang terjadi malah akan stagnan dalam momen-momen kesedihan tanpa sekalipun merasa bahagia. Anda pun jadi sulit mengembangkan diri karena susah move on dari perasaan sedih yang menyesakkan hati. (Baca Juga: Panduan Mengajukan Aplikasi KTA Melalui Cermati.com)

3. Sulit Berbaur dengan Orang Lain

Orang yang baperan biasanya sedikit lebih tertutup karena terlalu takut disakiti oleh orang di sekitarnya. Akibatnya lingkup pergaulan menjadi terbatas karena karena tidak membuka diri terhadap lingkungan yang lain. Padahal, dunia kerja menuntut kita untuk berbaur dengan rekan kerja lainnya demi mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

Apabila Anda mempunyai masalah dengan atasan, konsultasikan dengan rekan kerja, atau sebaliknya. Siapa tahu Anda jadi terbantu untuk keluar dari permasalahan tersebut. Bukan malah memendam masalah sendiri dan larut dalam emosi yang tidak berkesudahan, sampai-sampai Anda tidak membiarkan orang lain hadir dalam hidup Anda.

 

4. Hasil Kerja Jadi tidak Maksimal

Ilustrasi
Gelar sarjana tak menjamin seseorang mudah mendapatkan pekerjaan. Kira-kira apa ya penyebabnya dan bagaimana solusinya?

Emosi yang tidak bisa dikendalikan akan membuat seseorang terus-menerus diselimuti oleh rasa sedih, kesal, bahkan benci. Hal ini akan memengaruhi tingkat produktivitas Anda di tempat kerja. Apapun yang Anda kerjakan di kantor jadi tidak lagi didasari oleh keinginan, tapi didasari dengan keterpaksaan, sehingga hasil kerja yang diperoleh jadi tidak maksimal.

Kalau hal ini terjadi secara terus-menerus, bukan tidak mungkin atasan mengeluarkan surat peringatan yang berakibat pada pemutusan hubungan kerja. Sebelum menyesal, kikis sikap baper Anda secara perlahan. (Baca Juga: Kiat Sukses Mengajukan KTA, Lakukan Ini Agar Aplikasi Anda Cepat Disetujui)

5. Perkembangan Karier Terhambat

Jangankan menyelesaikan tugas tepat waktu, bangun pagi untuk berangkat ke kantor saja rasanya sudah malas karena Anda tidak siap menghadapi situasi yang akan terjadi di kantor. Padahal, bagus atau tidaknya performa Anda di kantor sangat ditentukan oleh semangat.

Kalau Anda malas bangun pagi, besar kemungkinan pasti akan terlambat datang ke kantor. Hal ini tentu saja akan membuat Anda kurang produktif. Akibatnya, Anda akan dinilai kurang profesional karena tidak mampu mengontrol tingkat emosi dengan baik.

 

6. Dihantui Bayang-Bayang Resign

Ilustrasi Lembur
Ilustrasi kerja lembur. (iStockphoto)

Kenyamanan dalam bekerja itu penting agar hasil yang diperoleh juga optimal. Saat Anda merasa tidak nyaman karena selalu dibanjiri dengan emosi, maka keinginan untuk resign dari perusahaan pun semakin besar. Meski keinginan ini belum bulat, tapi bayang-bayang mengundurkan diri dari pekerjaan akan selalu menghantui sehingga tingkat kenyamanan bekerja benar-benar hilang.

Menghilangkan emosi negatif sebenarnya tidak sulit. Asalkan Anda mau melakukan dan mengupayakan, tingkat emosi pun bisa dikontrol dengan baik. Maka, Anda pun jadi lebih bisa menerima segala keadaan di tempat kerja tanpa sekalipun merasa baper.

Bebas Baper, Jadikan Kantor Lebih Nyaman dan Menyenangkan

Perasaan emosi pasti ada saat Anda masuk ke dunia kerja. Tapi, bukan berarti Anda bisa seenaknya menunjukkan perasaan tersebut kepada orang lain. Tetaplah menjaga profesionalisme saat bekerja agar Anda menjadi lebih nyaman berinteraksi di kantor meski berhadapan dengan banyak karakter yang berbeda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya