Liputan6.com, Jakarta - ReforMiner Institute memandang pembentukan induk (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Minyak dan Gas Bumi (Migas) akan memberikan dampak positif pada keuangan perusahaan.
Dengan mencermati perkembangan yang ada, serta mengkaji terhadap kondisi keuangan Pertamina dan PGN pada saat ini, ReforMiner memberi catatan terhadap potensi manfaat ekonomi dari pelaksanaan kebijakan holding BUMN Migas.
"Dari aspek ekonomi, jika dapat dilaksanakan dengan baik dan benar, secara konseptual holding BUMN Migas berpotensi dapat memberikan manfaat ekonomi tidak hanya bagi kedua perusahaan (Pertamina dan PGN) yang terlibat dalam holding, tetapi juga bagi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat," kata Direktur Eksekutif RefoMiner Institute Komaidi Notonegoro, di Jakarta, Kamis (26/7/2018).
Advertisement
Berdasarkan proyeksi terhadap laporan keuangan konsolidasi, perolehan laba usaha, laba bersih, penerimaan pajak, dan penerimaan dividen dari perusahaan holding di atas kertas juga berpotensi lebih besar dibandingkan hasil konsolidasi sebelum holding. Pasalnya, Pertamina dan PGN akan mengoptimalkan kinerja setelah terintegrasi.
"Kondisi yang sama sesungguhnya juga telah terjadi pada best practice pelaksanaan holding PT Semen Indonesia (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang telah terlebih dahulu dilakukan," paparnya.
Menurut Komaidi, dalam implementasinya, kebijakan holding BUMN migas tetap harus berpijak pada kaidah tata kelola korporasi yang sehat, dengan tetap mengedepankan pendekatan dan pertimbangan rasionalitas ekonomi-bisnis sebagaimana semestinya.
"Hanya dengan seperti itu, potensi manfaat ekonomi holding BUMN migas dapat diperoleh dan direalisasikan,"tandasnya.