Miliarder Ini Prediksi Jurusan Non-Eksak akan Lebih Dibutuhkan

Jurusan non-eksak yang bisa berpikir kreatif dan bebas diprediksi akan dibutuhkan pada 10 tahun ke depan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 14 Agu 2018, 21:03 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2018, 21:03 WIB
Anak membaca buku (iStock)
Ilustrasi anak membaca buku (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bila mencari daftar pekerjaan dengan gaji tertinggi, yang selalu muncul teratas adalah pekerjaan terkait jurusan engineering atau komputasi. Jurusan non-eksak pun harus siap dipandang sebelah mata karena tak masuk daftar tersebut.

Sebuah pandangan berbeda disampaikan miliarder Mark Cuban. Ia justru percaya jurusan non-eksak (liberal arts majors) akan lebih dibutuhkan di masa depan.

"Saya secara pribadi berpikir akan ada permintaan lebih besar dalam 10 tahun ke depan untuk jurusan non-eksak ketimbang programming," jelas Mark Cuban seperti dikutip CNBC.

Cuban menyebut bahwa data-data sudah tersedia di industri finansial dan teknologi, sehingga perusahaan-perusahaan akan mencari pegawai yang memiliki cara berpikir yang lebih bebas. Tujuannya ialah supaya terdapat perspektif baru dalam melihat informasi.

"Saat data sudah tersedia, opsi tersedia, Kau butuh perspektif berbeda untuk punya pandangan berbeda, kita butuh orang yang cara berpikirnya lebih bebas," ucapnya.

Cuban turun berpesan bahwa dinamika pekerjaan terus berubah. Pekerjaan dan jurusan yang tren hari ini, belum tentu tren pada kedepannya.

"Sifat pekerjaan sedang berubah. Automation mulai diotomatisasi. Pekerjaan yang sedang bagus setelah kuliah hari ini, bisa saja bukan pekerjaan yang bagus 5 atau 10 tahun kedepan. Punya pekerjaan programmer selama 15 tahun terakhir, menjadi ahli python, dan mengintegrasi jaringan, mungkin pekerjaan bagus selama 15 tahun terakhir, tapi mungkin kau akan kehilangan pekerjaan 5 tahun lagi," kata Cuban.

Cuban berharap dirinya salah, tetapi ia menyebut hal itu perlu ditangani. Mark Cuban sendiri adalah miliarder dengan kekayaan mencapai USD 3,7 miliar. Ia sebetulnya memulai di bidang teknologi sebelum beralih menjadi pemilik tim NBA Dallas Mavericks.

Sumbang Rp 48 Triliun, Kekayaan Warren Buffett Merosot

[Bintang] Mengintip 5 Kebiasaan Warren Buffet Selepas Kerja
Buffett sangat suka bermain | via: borsheimsbrk.com

Siapa tak kenal nama Warren Buffet? Tumbuh di Amerika Serikat (AS), Buffett selama bertahun-tahun berada dalam daftar investor tersukses sedunia.

 Ia baru-baru ini menyumbangkan total saham sebesar USD 3,4 miliar atau setara Rp 48 triliun (kurs: USD 1= Rp 14.374) untuk lima yayasan.

Dilansir dari Reuters, porsi terbesar sumbangan itu diberikan ke Gates Foundation milik Bill Gates dan istrinya, kemudian untuk Susan Thompson Buffett Foundation (yayasan Buffett yang memakai nama mendiang istrinya) dan tiga yayasan lain yang dikelola tiga anaknya.

Sumbangan Buffett berupa 17,7 juta lembar saham Berkshire Hathaway seharga USD 192 tiap lembarnya. Kekayaan Buffett seperti tidak kunjung habis. Tahun lalu ia juga menyumbangkan puluhan triliun. Bila ditotalkan, pria 87 tahun itu sudah menyumbangkan uang lebih dari Rp 400 triliun sejak 2006.

Investor yang dijuluki Penyihir dari Omaha ini masih aktif memperhatikan dibamika pasar modal. Contohnya, belakangan ini ia menekankan jangan investasi di bitcoin karena sama saja dengan berjudi.

Warren Buffett memperoleh hartanya dari konglomerasi Berkshire Hathaway yang memiliki kepemilikan di berbagai sektor, mulai dari makanan, perhiasan, keuangan, sampai penerbangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya