Indonesia Promosi Potensi Investasi ke Turki dan Rusia

Saat ini 90 persen investasi Rusia di Indonesia pada sektor tersier seperti hotel, restauran, perdagangan, dan lain-lain, dimana sebagian besar investasi dilakukan di Bali dan Nusa Tenggara.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Agu 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2018, 19:00 WIB
Menteri PPN Bambang Brodjonegoro di Rusia. Dok Bappenas.
Menteri PPN Bambang Brodjonegoro di Rusia. Dok Bappenas.

Liputan6.com, Jakarta Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro, pada pekan ini, menjadi pembicara kunci Forum Bisnis Indonesia-Rusia yang digelar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow di World Trade Center (WTC), Moskow, Rusia.

Menurut Bambang sektor Pariwisata dan Infrastruktur menjadi kunci dalam kerjasama antara Indonesia dan Rusia.

“Melalui kerjasama ini, Indonesia dan Rusia diharapkan dapat meningkatkan jumlah ekspor dan impor diantara kedua negara, untuk menghadapi tantangan perekonomian dunia saat ini akibat kenaikan suku bunga The Fed,” ujar Bambang dalam keterangannya, Sabtu (4/8/2018).

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

Bambang menambahkan, saat ini 90 persen investasi Rusia di Indonesia tertanam pada sektor tersier seperti hotel, restauran, perdagangan, dan lain-lain. Sebagian besar investasi tersebut berlokasi di Bali dan Nusa Tenggara.

Forum ini diharapkan menjadi jembatan informasi mengenai peluang investasi di Indonesia yang saat ini sangat bervariasi mulai dari pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, Pelabuhan, hingga pengembangan 10 Bali Baru.

 

 

Ke Turki

Tak hanya di Rusia, sebelumnya, Bambang terlebih dahulu mengunjungi Istanbul, Turki. Dia menghadiri acara Forum Promosi Investasi Indonesia - Istanbul yang diadakan Konsulat Jenderal RI di Istanbul.

Dalam acara ini, Menteri PPN/Kepala Bappenas mengundang para Investor dari Turki untuk berinvestasi di Indonesia, mengingat keberhasilan Turki dalam mengelola Investasi melalui skema PPP (Public-Private Partnership).

Keberhasilan antara lain terlihat pada pembangunan bandara terbesar di dunia “Istanbul New Airport” yang memiliki 6 runway dan daya tampung 500 pesawat.

Selain itu, Turki diharapkan menjadi mitra strategis Indonesia yang memiliki misi menjadi pusat ekonomi islam dunia, termasuk didalamnya peran ekonomi islam dalam pembangunan infrastruktur.

Dalam kunjungannya ke Bambang menyempatkan diri mengunjungi Jembatan Yavuz Sultan Selim di Selat Bhosporus dan melakukan diskusi dengan Direktur Investasi Infrastruktur IC Holding, Murat Sogancioglu sebagai pemegang konsesi dari jembatan tersebut di sela-sela kunjungan ke Turki dalam menghadiri Forum Promosi Investasi Indonesia - Istanbul.

Jembatan ini merupakan bentuk kerjasama antara Pemerintah Turki dengan Pihak Swasta dalam upaya membangun infrastruktur melalui dana non-anggaran pemerintah.

Turki merupakan salah satu negara yang berhasil mengimplementasikan skema Public-Private Partnership (PPP) pada berbagai sektor infrastruktur, antara lain Jembatan, Jalan Tol, hingga Bandar Udara.

Pemerintah Indonesia saat ini juga berupaya mengembangkan skema Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA) sebagai upaya membangun infrastruktur tanpa harus mengandalkan anggaran pemerintah.

"Melalui kunjungan ke Turki, diharapkan Investor Turki dapat menjadi mitra strategis Pemerintah Indonesia dalam pembangunan infrastruktur di dalam negeri melalui skema PPP dan PINA," ujar Bambang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya