Rupiah Melemah Tipis Jelang Rilis Data Ekonomi RI dan AS

Nilai tukar rupiah cenderung bergerak di kisaran 14.435-14.444 pada Jumat pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Agu 2018, 12:41 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2018, 12:41 WIB
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Sudah Masuk Level Undervalued
Teller menukarkan mata uang dolar ke rupiah di Jakarta, Jumat (2/2). Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang berada di level Rp13.700 hingga Rp13.800.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung stabil menjelang akhir pekan ini.

Data ekonomi AS dan pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden Indonesia dalam pemilihan presiden 2019 membayangi pergerakan rupiah.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah melemah tipis 15 poin ke posisi 14.437 per dolar AS pada 10 Agustus 2018 dari periode Kamis 9 Agustus 2018 di posisi 14.422 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah ke posisi 14.439 pada Jumat pagi dari penutupan perdagangan kemarin di posisi 14.416 per dolar AS. Pada Jumat siang, rupiah bergerak menguat tipis ke posisi 14.435 per dolar AS. Rupiah bergerak di kisaran 14.435-14.444 per dolar AS.

Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menuturkan, rupiah cenderung stabil usai menguat pada perdagangan kemarin. Hal itu ditopang aliran dana investor masuk ke pasar obligasi dan jelang pengumuman calon wakil presiden dalam pemilihan presiden 2019 pada Kamis 9 Agustus 2018.

Josua menuturkan, pergerakan rupiah juga dipengaruhi kondisi eksternal. Hal ini dolar AS menguat setelah sempat tertekan. Dolar AS menguat didukung data ekonomi AS. Selain itu, pemerintah China akan membalas AS dengan mengenakan tarif untuk sejumlah produk impor AS.

"Memang rupiah tergantung dari kondisi global. Sebagian besar mata uang sedikit melemah,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat pekan ini.

Ia menambahkan, pelaku pasar juga menanti data inflasi AS. Menurut Josua, data ekonomi AS itu akan cukup berpengaruh karena berdampak terhadap pergerakan dolar AS. Sedangkan dari internal, pelaku pasar juga menanti neraca pembayaran. Diperkirakan defisit neraca pembayaran melebar dengan kecenderungan 2,8 persen-3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Rupiah akan bergerak di kisaran 14.400-14.475 per dolar AS pada Jumat pekan ini," kata dia.

Josua menambahkan, ada pencalonan presiden dan wakil presiden juga tidak terlalu memberikan kejutan berarti. Oleh karena itu, pasar tidak terlalu negatif.  Selain itu, volatilitas nilai tukar rupiah juga sudah menurun dibandingkan Juni. "Rupiah relatif menguat dibandingkan Juni," kata dia.

 

IHSG Menguat pada Sesi Pertama Perdagangan Saham

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Jumat 10 Agustus 2018.

Pada penutupan sesi pertama Jumat pekan ini, IHSG naik 28,14 poin atau 0,46 persen ke posisi 6.093,40.  Indeks saham LQ45 mendaki 0,57 persen ke posisi 965,63. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

Sebanyak 205 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 139 saham melemah sehingga tahan penguatan IHSG. 121 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 191.191 kali dengan volume perdagangan 4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,2 triliun. Investor asing melemah Rp152,81 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di posisi Rp 14.437.

Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.107,69 dan terendah 6.081,09. Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham pertanian turun 1,49 persen, dan catatkan penurunan terbesar serta sektor saham aneka industri melemah 0,69 persen. Sektor saham konstruksi menguat 1,1 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham keuangan menguat 0,85 persen dan sektor saham barang konsumsi mendaki 0,53 persen.

Saham-saham yang bukukan penguatan terbesar antara lain saham FILM naik 24,49 persen ke posisi 610 per saham, saham YPAS melonjak 23,81 persen ke posisi 910 per saham, dan saham MAPA menanjak 20,91 persen ke posisi 4.510 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham TFCO melemah 22,67 persen ke posisi 580 per saham, saham RIGS merosot 9,24 persen ke posisi 432 per saham, dan saham SIPD susut 6,69 persen ke posisi 1.115 per saham.

Bursa Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,46 persen. Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,76 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,68 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,60 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai susut 0,18 persen, indeks saham Singapura turun 1,22 persen, dan catatkan penurunan terbesar, serta indeks saham Taiwan tergelincir 0,33 persen.

Penguatan IHSG ini terjadi di tengah ada sentimen pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden yang akan mendaftar untuk Pilpres 2019 di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pada Pilpres 2019 ini pun ada dua pasangan capres dan cawapres.

Presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) memilih Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presiden (cawapres) 2019. Sedangkan Prabowo Subianto memilih Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden (cawapres) 2019.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya