3 Miliarder Ini Didepak dari Perusahaan yang Mereka Bangun

Mereka yang membangun perusahaan, kemudian mereka malah harus angkat kaki akibat permintaan direksi dan investor.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Sep 2018, 08:01 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2018, 08:01 WIB
Steve Jobs
Steve Jobs memamerkan G4 Powerbook pada tahun 2001. Foto diambil pada Januari 2001 saat pameran MacWorld Expo di San Francisco,California (AFP PHOTO/John G. MABANGLO)

Liputan6.com, Jakarta - Membangun usaha sendiri adalah impian banyak orang. Namun, apa jadinya bila kamu harus hengkang dari perusahaan yang kamu bangun sendiri?

Itulah yang terjadi pada tiga miliarder ini. Mereka yang membangun, namun mereka harus angkat kaki. Biasanya, mereka dipecat (atau mundur) karena sifat mereka tidak membuat jajaran direksi berkenan. 

Siapa saja para miliarder yang bernasib demikian, dan apa alasan mereka angkat kaki? Berikut ulasannya.


1. Steve Jobs

[Bintang] Steve Jobs
Steve Jobs tak punya rumah saat kuliah. Ia bahkan mengembalikan botol cola untuk menambah biaya. (JUSTIN SULLIVAN / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP)

Steve Jobs pernah dipecat oleh dewan direksi Apple karena sikapnya. Steve Jobs sendiri terkenal sebagai pribadi yang sulit diajak kerja sama. Dikutip dari CNET, John Sculley (kala itu menjabat sebagai CEO Apple) berdebat dengan Steve Jobs mengenai Mac generasi kedua yang penjualannya tidak sesuai ekspektasi. Jobs meminta penurunan harga dan perubahan pemasaran, sementara Sculley tidak setuju,

Masalah ini sampai ke meja direksi. Pihak direksi memutuskan memihak Sculley, dan akhirnya Steve Jobs dipecat, padahal Sculley sendiri menjadi CEO Apple atas dukungan Jobs. 

Akibat pemecatannya, Jobs memang sempat down. Untungnya, dia tidak menyerah dan terus berusaha di sektor teknologi, sampai akhirnya ia bisa kembali membeli Apple dan menjadi pemimpinnya.


2. Travis Kalanick

Travis Kalanick
CEO Uber Travis Kalanick. (Foto: TIME)

Travis Kalanicks adalah pendiri dari Uber. Sama seperti Steve Jobs, pria yang masih keturunan Slovakia-Austria ini juga disebut memiliki pribadi yang keras.

Suatu malam, Kalanick naik mobil Uber, dan sang pengemudi mengeluhkan tarif yang turun. Awalnya, Kalanick cukup tenang, tetapi nada pengemudi yang menuduh membuat Kalanick ikut marah, dan terjadilah silat lidah. Rekaman tersebut tersebar luas di internet pada Februari 2017.

Kejadian itu memperparah situasi Uber pun sedang sulit akibat menyebarnya kabar ada pelecehan seksual yang terjadi. Akhirnya, pada Juni 2017, Kalanick memutuskan meninggalkan jabatan sebagai CEO atas permintaan dari investor. Pada Maret lalu, Kalanick mengumumkan di Twitter bahwa dia sedang disibukkan oleh sebuah pendanaan startup yang ia dirikan bernama 10100.


3. John Schnatter

Papa John's Pizza
Papa John's Pizza. Dok: Papa John's Pizza

Beranjak ke sektor makanan, John Schantter terpaksa harus angkat kaki dari Papa John's Pizza akibat skandal rasisme. Apa yang terjadi?

Menurut Forbes, miliarder itu tengah berbincang di telepon dengan agensi pemasaran Laundry Service pada Mei lalu. Percakapan telepon tersebut sebetulnya adalah latihan agar ia lebih berhati-hati dalam membuat pernyataan.

Yang terjadi malah Schnatter mengatakan hal bernuansa rasis terkait masyarakat kulit hitam. Walaupun Schnatter tampaknya tak bermaksud rasis, tetapi orang-orang yang mendengar ucapannya mengakui ucapan si miliarder begitu kasar. Meski telah meminta maaf, pada Juli lalu ia terpaksa mundur dari perusahaan yang dia bangun. Namun, ia masih memiliki tekad untuk kembali ke bisnis yang dia bangun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya