Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali dinilai akan memberikan dampak ekonomi yang besar bagi Indonesia. Dampak ini bukan hanya terasa saat ajang tersebut berlangsung, tetapi dalam jangka panjang.
Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Johnny Darmawan mengatakan, secara jangka pendek, ajang pertemuan tahunan ini memang akan menarik kunjungan ke destinasi wisata, khususnya di Bali.
Advertisement
Baca Juga
"Itu sudah pasti (pariwisata) tetapi yang paling penting dampak jangka panjangnya," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (8/10/2018).
Dampak jangka panjang yang dimaksud, masuknya investasi yang lebih besar ke Indonesia. Sebab, ajang pertemuan IMF-Bank Dunia ini diyakini akan memberikan citra yang baik bagi Indonesia terkait iklim investasi.
"Ini dalam rangka meningkatkan image kita. Sehingga di mata dunia, akan bagus sekali," ungkap dia.
Oleh sebab itu, Johnny berharap ajang ini bisa berjalan dengan lancar, meski Indonesia tengah menghadapi sejumlah bencana alam dalam beberapa waktu terakhir.
"Ini sudah direncanakan tahun-tahun sebelumnya. Karena kita sudah masuk G20, dipilih sebagai tuan rumah tidak gampang. Masalah insiden Palu dan lain-lain itu, bagian yang tidak direncanakan," tandas dia.
Â
Â
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Â
Â
Peserta Asing Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia Sentuh 13 Ribu Orang
Jumlah delegasi asing yang terdaftar menghadiri Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali mencapai 13 ribu orang.
"Nah itu yang terdaftar nanti akan punya bedge dari IMF. Itu baru yang asing. Yang lokal banyak sekali. Jadi dari Jakarta, dari seluruh Indonesia juga daftar untuk hadir," kata Kepala Unit Kerja Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Annual Meeting 2018 Peter Jacobs mengatakan, di Nusa Dua, Minggu (7/10/2018).
Baca Juga
Dia mengaku pihaknya akan berusaha agar para peserta yang berjumlah banyak tersebut tetap dapat merasakan kenyamanan saat menghadiri pertemuan IMF-Bank Dunia. Caranya, dengan membatasi jumlah peserta yang hadir langsung di tempat-tempat pertemuan.
"Sekarang kita harus batasi jumlah karena nanti yang hadir di joint plenary sana jumlah ruangan cuma muat 3.500 orang dan sekarang kita akan kurangi khususnya dari kita, dari instansi pemerintah. Kemenkeu yang mau hadir di plenary cukup banyak jadi terpaksa kita cut," tuturnya.
Namun, peserta yang tidak bisa masuk dalam ruang pertemuan tidak perlu kecewa. Sebab panitia telah menyediakan fasilitas untuk bisa menyaksikan dan memantau jalannya acara.
Â
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
Â
Tonton Video Menarik Ini:
Â
Â
Â
Advertisement