Dalam 4 Tahun, Pemerintah Telah Bangun 43 Bendungan

Adapun dari 65 bendungan yang dibangun Kementerian PUPR pada periode 2015-2019, sebanyak 31 bendungan berada di Kawasan Timur Indonesia.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Okt 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2018, 13:00 WIB
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (30/7/2018). (Dok Kementerian PUPR)
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Tanju di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (30/7/2018). (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam 4 tahun masa kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK), terdapat 43 bendungan yang telah dibangun melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Hingga 2019, ditargetkan akan terbangun 65 bendungan di seluruh Indonesia dengan kapasitas tampung sebesar 2,11 miliar meter kubik.

Tak hanya bendungan, pemerintah Jokowi-JK juga turut merekonstruksi beberapa waduk menjadi bendung Daerah Irigasi (DI). Segala upaya itu dimaksudkan demi menjaga penyaluran air ke area persawahan yang jadi sumber ketahanan pangan nasional sebagai salah satu program prioritas Nawacita.

"Ketahanan pangan ini kita lalui melalui ketahanan air untuk pertanian. Itu alasan kenapa dibangun 65 bendungan, kenapa dibangun irigasi, karena untuk ketahanan pangan kita," ungkap Menteri PUPR Basuki Hadimuljono seperti dikutip Jumat (26/10/2018).

Bila sampai pengerjaan bendungan itu tak dibarengi dengan pembangunan jaringan irigasi, maka Jokowi tak segan-segan memarahi pejabat yang berwenang, seraya menugasinya untuk merekonstruksi waduk tersebut menjadi Daerah Irigasi.

Hal itu diutarakan Menteri Basuki ketika orang nomor satu RI itu mendapati tidak tersedianya saluran irigasi di Bendungan Lhok Guci, Aceh, yang telah dibangun sejak 2004 silam.

"Lhok Guci itu pembangunannya sudah sejak lama bendungnya. Baru setelah kunjungan Presiden ke Aceh, ternyata belum ada saluran irigasinya. Jadi ini diberi contoh yang salah oleh Presiden di setiap Rakornas," keluh Menteri Basuki.

Selain itu, pembangunan bendungan dan embung juga diprioritaskan untuk mengatasi krisis air yang dialami beberapa provinsi di Kawasan Indonesia Timur (KTI).

"Seperti di Kaltim, Kaltara, NTT, dan NTB. Pembangunan bendungan juga untuk mendukung produktivitas lahan pertanian seperti Sulsel sebagai salah satu provinsi lumbung pangan nasional yang memiliki hamparan sawah yang luas," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rincian Pembangunan Bendungan

Bendungan Leuwikeris
Bendungan Leuwikeris sudah rampung 38%

Adapun dari 65 bendungan yang dibangun Kementerian PUPR pada periode 2015-2019, sebanyak 31 bendungan berada di Kawasan Timur Indonesia.

Di Pulau Kalimantan dibangun 5 bendungan yakni Teritip yang sudah rampung, Marangkayu, Tapin, Lambakan dan Riam Kiwa. Di Pulau Sulawesi dibangun 9 bendungan yakni Karalloe, Lolak, Kuwil Kawangkoan, Ladongi, Pamukkulu, Bolanggo Hulu, Passeloreng, Jenelata dan Pelosika.

Sementara di Bali dibangun 3 bendungan yakni Titab, Sidan dan Tamblang. Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat 7 bendungan yakni Raknamo, Rotiklod, Napun Gete, Temef, Mbay, Manikin dan Kolhua. Di Nusa Tenggara Barat dibangun 5 bendungan yakni Tanju, Mila, Bintang Bano, Beringin Sila dan Meninting. Sedangkan di Provinsi Papua dan Maluku dibangun masing-masing satu bendungan yakni Bendungan Digoel dan Way Apu.

"Luas irigasi di Indonesia 7,1 juta hektar, dimana baru 11 persen yang mendapat jaminan air dari bendungan. Tambahan 65 bendungan akan meningkatkan luas irigasi yang mendapat air dari bendungan menjadi 19 persen sehingga produktivitas lahan pertanian naik. Petani dapat menanam 2-3 kali musim tanam," tutur Menteri Basuki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya