Penguatan Rupiah Diharapkan Turunkan Defisit Neraca Pembayaran

Penguatan rupiah diharapkan dapat terjaga. Meskipun gejolak ekonomi dunia masih terus memunculkan ketidakpastian.

oleh Merdeka.com diperbarui 08 Nov 2018, 16:43 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2018, 16:43 WIB
Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Petugas bank menghitung uang Dolar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih belum beranjak dari level Rp 13.500-an per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terus menguat dalam beberapa waktu terakhir. Saat ini rupiah bergerak di posisi 14.490 per Dolar Amerika Serikat (AS), menguat jika dibadingkan pembukaan perdagangan pagi tadi di level 14.613 per Dolar AS, mengutip data Bloomberg.

Sekretaris Menteri Koordinator bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso berharap penguatan mata uang Garuda ini dapat terjaga. Meskipun gejolak ekonomi dunia masih terus memunculkan ketidakpastian.

"Mudah-mudahan ini sentimen penguatan rupiah akan terjaga. Walaupun dengan kondisi global begini kan dinamika-nya, volatilitasnya kan sangat tinggi sekali untuk nilai tukar," ujar Susiwijono di Kantornya, Jakarta, Kamis (8/11/2018).

Dia mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah tak terlepas dari pengaruh global dan internal. Pemerintah akan terus memastikan semua kebijakan mampu menjaga Rupiah tetap stabil.

"Baik faktor internal dan global juga mendorong penguatan rupiah sudah seminggu ini yah. Sebenarnya dari indikator makro yang ada, kita tetap optimis fundamental ekonomi kita cukup kuat, makro ekonomi kita cukup kuat," jelasnya.

Dengan adanya penguatan rupiah ini, Susiwijono berharap neraca pembayaran yang akan segera dirilis oleh Bank Indonesia tak lagi defisit cukup tinggi. "Mudah-mudahan besok rilis pembayaran dari BI, defisitnya tidak terlalu tinggi," tandasnya.

 

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Rupiah Tinggalkan Posisi 14.500 per Dolar AS

Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Petugas bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih belum beranjak dari level Rp 13.500-an per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah sempat menembus posisi 14.600 per dolar Amerika Serikat (AS) kini berbalik arah menguat pada perdagangan sore.

Berdasarkan data RTI, Kamis (8/11/2018), pukul 15.03 WIB, dolar Amerika Serikat (AS) berada di posisi Rp 14.477.

Sementara itu, data Bloomberg, posisi rupiah di kisaran 14.505 per dolar AS atau menguat 0,58 persen.

Pada awal perdagangan, rupiah sempat melemah 23 poin ke posisi 14.613 per dolar AS dari penutupan kemarin 14.590 per dolar AS.

Pada Kamis pekan ini, rupiah bergerak di kisaran 14.473-14.669 per dolar AS. Dengan penguatan rupiah pada Kamis pekan ini, depresiasi rupiah 8 persen sepanjang tahun berjalan 2018.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah berada di angka 14.651 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.764 per dolar AS.

Mata uang di Asia sebagian masih menguat terhadap dolar AS. Mata uang won Korea Selatan menguat 0,59 persen, peso Filipina menguat 0,47 persen terhadap dolar AS, rupee India naik 0,17 persen terhadap dolar AS, ringgit Malaysia menguat 0,14 persen terhadap dolar AS. Sedangkan yuan menguat 0,11 persen terhadap dolar AS.

Tonton Video Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya