Bos OJK: Rupiah Menguat Bukti Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat

Nilai tukar rupiah terhadap USD bakal terus menguat asalkan sejumlah pihak terkait bisa menggodok instrumen dan membangun komunikasi yang baik dengan investor.

oleh Merdeka.com diperbarui 07 Nov 2018, 19:10 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2018, 19:10 WIB
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) terus menguat. Sore ini, nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS berada pada kisaran Rp 14.597, menguat dibandingkan pembukaan pagi tadi di posisi 14.780.

Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengatakan, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap USD menunjukkan ekonomi Indonesia sangat kuat.

"Artinya kan investor, terutama portofolio confidence terhadap kondisi Indonesia. Indonesia itu saya bilang fundamentalnya kuat dibandingkan negara-negara yang suka disebut bermasalah, ya bukan bandingannya," kata Wimboh di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (7/11/2018).

Wimboh menganggap, nilai tukar rupiah terhadap USD bakal terus menguat asalkan sejumlah pihak terkait bisa menggodok instrumen dan membangun komunikasi yang baik dengan investor.

"Tinggal bagaimana kita mengomunikasikan hal itu, bahwa kondisi fundamental RI kuat. Tinggal sekarang kita strukturnya perkuat, instrumennya kita banyakin," ujarnya.

Pemerintah, kata dia, akan terus memperkuat pasar dalam negeri dan memberlakukan transaksi jual beli valuta asing berjangka Non-Deliverable Forward (NDF).

"Jadi ini semua kita terus sempurnakan, kita sempurnakan struktur pasar dalam negeri. Kalau dulu NDF gak ada, sekarang ada. Ngapain harus ke Singapura? Di sini aja ada. Jadi terus akan kita lakukan agar pasarnya likuid dan investor confidence," kata Wimboh mengakhiri.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

Menko Darmin Ungkap Penyebab Rupiah Menguat Sentuh 14.675 per Dolar AS

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution saat menjadi pembicara dalam acara Bincang Ekonomi di Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (2/3). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Setelah sempat melemah hingga menyentuh level 15.200 per Dolar AS, kini nilai tukar rupiah mulai menguat. Saat ini, rupiah bergerak di posisi 14.675 per Dolar AS, menguat tipis dibanding pembukaan perdagangan pada pagi ini di 14.782 per Dolar AS, mengutip Bloomberg.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, penguatan mata uang Garuda didorong pasar yang mulai melihat rupiah under value atau murah di bawah harga wajar. Hal ini membuat pasar tertarik mengoleksi rupiah dan menanamkan investasinya.

"Salah satu penyebabnya itu, market akhirnya melihat bahwa rupiah kita itu sudah under value, dan memang ada yang namanya investment bank yang mengatakan itu sehingga market sebagian sebelum ini dia mulai masuk, sehingga modal asingnya ada yang mulai masuk," ujar Darmin di Kantornya, Jakarta, Kamis (7/11/2018).

Namun dia tak bisa memastikan kondisi ini akan berlangsung sementara atau jangka panjang. Sebab gonjang-ganjing ekonomi global masih terus berlangsung seperti perang dagang dan normalisasi kebijakan Amerika Serikat.

"Rupiahnya mulai menguat tapi ya kalau ditanya apakah ini sementara atau seterusnya ya tergantung, karena Amerika Serikat pun masih akan menaikkan tingkat bunga dan sebagainya. Kita belum bisa bilang tapi bahwa terlihat sekarang bahwa market itu menganggap rupiah itu sudah terlalu murah, sehingga dia masuk, beli, sehingga rupiahnya menguat," jelasnya.

Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut menambahkan, pemerintah akan terus menjaga momentum penguatan rupiah. Salah satunya menjalankan kebijakan yang telah ada dan mengkaji kebijakan baru.

"Apakah itu seterusnya, tergantung nih proses dunia ini belum berhenti. Artinya ini masih bisa berkembang kalau kemudian perang dagang nanti entah bagaimana, tingkat bunga di Amerika nanti gimana. Untuk menjaga momentum tersebut, kita bisa menjalankan kebijakan kita lebih baik sama membuat kebijakan baru," tandasnya.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya