Adu Kekayaan Donald Trump vs Xi Jinping, Perang Dagang AS-China Makin Panas

Perang dagang AS-China berdampak luas, termasuk pada Indonesia; namun, di tengah krisis ini, terdapat peluang strategis bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor.

oleh Septian Deny Diperbarui 12 Apr 2025, 21:00 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2025, 21:00 WIB
20170406-Donald Trump Bertemu dengan Xi Jinping di Florida-AP
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sebelum melakukan pertemuan di resor Mar a Lago, Florida, Kamis (6/4). Isu perdagangan dan Korea Utara diperkirakan menjadi isu utama pembahasan kedua pemimpin negara tersebut. (AP Photo/Alex Brandon)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, yang dimulai sejak 2018 semakin memanas pada April 2025 dengan tarif impor mencapai angka yang sangat tinggi di mana dari AS dipatok hingga 125% untuk barang-barang dari China. Sedangkan China menerapkan tarif hingga 84% untuk barang-barang AS.

Hal ini telah menciptakan ketidakpastian ekonomi global. Konflik ini, yang dipicu oleh kebijakan Presiden AS Donald Trump untuk melindungi industri dalam negeri dan mengurangi defisit perdagangan dengan China, berdampak signifikan terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

AS mengenakan tarif pada berbagai produk China karena praktik perdagangan yang dianggap tidak adil, sementara China membalas dengan tarif serupa terhadap produk AS. Eskalasi ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana dampaknya terhadap ekonomi global, dan khususnya, bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan situasi ini?

Konflik ini bukan hanya tentang tarif, melainkan tentang persaingan geopolitik, tuduhan pencurian kekayaan intelektual, subsidi pemerintah, dan pembatasan akses pasar. Defisit perdagangan AS yang besar dengan China juga menjadi pemicu utama.

Situasi ini menciptakan ketidakpastian yang menekan investasi global dan memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia. Perusahaan-perusahaan China mengalihkan ekspor mereka ke negara lain, menciptakan peralihan perdagangan yang berpotensi merugikan produsen di negara-negara tersebut, termasuk Indonesia yang bergantung pada ekspor komoditas ke AS dan China.

Dampaknya terasa di berbagai sektor. Kenaikan harga barang impor di AS, penurunan ekspor ke China, dan potensi resesi di kedua negara adalah beberapa konsekuensi langsung.

Di tengah memanasnya perang dagang AS dan China, salah satu yang juga mencuri perhatian adalah kekayaan yang dimiiliki kedua kepala negara yang terlibat dalam sengitnya perang dagang yaitu Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Lantas siapa yang lebih kaya?

 

Harta Kekayaan Donald Trump

Didampingi JD Vance, Presiden Amerika Serikat Donald Trump Temui Pendukungnya di Capital One Arena
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melemparkan pena ke arah kerumunan setelah menandatangani perintah eksekutif selama parade perdana di dalam Capital One Arena, Washington, DC pada 20 Januari 2025. (Jim WATSON/AFP)... Selengkapnya

 

Dikutip dari victormochere.com, Donald John Trump atau biasa dikenal dengan Donald Trump adalah seorang politikus Amerika yang menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45 dari tahun 2017 hingga 2021. Sebelum terjun ke dunia politik, ia adalah seorang pengusaha dan tokoh televisi.

Donald Trump menjadi presiden bisnis real estat milik ayahnya pada tahun 1971, yang kemudian ia beri nama The Trump Organization; ia memperluas operasi perusahaan tersebut dengan membangun dan merenovasi gedung pencakar langit, hotel, kasino, dan lapangan golf.

Posisi politik Trump digambarkan sebagai populis, proteksionis, isolasionis, dan nasionalis. Ia memasuki pemilihan presiden 2016 sebagai seorang Republikan dan terpilih dalam kemenangan mengejutkan atas calon Demokrat Hillary Clinton meski kalah dalam pemungutan suara rakyat. Ia menjadi presiden AS pertama yang tidak pernah dinas militer atau pemerintahan sebelumnya. Pemilihan dan kebijakannya telah memicu banyak protes.

Total kekayaan bersih Donald Trump diperkirakan mencapai USD 7,8 Miliar atau sekitar Rp 131 triliun (kurs 16.798 per dolar AS)

 

 

 

Kekayaan Xi Jinping

Xi Jinping Kembali Terpilih Presiden China
Presiden China Xi Jinping mengambil sumpahnya setelah terpilih secara aklamasi sebagai Presiden dalam sesi Kongres Rakyat Nasional (NPC) China di Aula Besar Rakyat di Beijing, Jumat, 10 Maret 2023. Pemimpin China Xi Jinping terpilih secara aklamasi sebagai Presiden dalam sesi Kongres Rakyat Nasional (NPC) China. (AP Photo/Mark Schiefelbein)... Selengkapnya

Xi Jinping adalah seorang politikus Tiongkok yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok (PKT), Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT), dan Ketua Komisi Militer Pusat (CMC). Xi telah menjadi pemimpin tertinggi, pejabat berpangkat tertinggi di Tiongkok, sejak 2012 dan ia secara resmi menerima gelar "inti kepemimpinan" dari PKT pada 2016.

Xi adalah sekretaris jenderal pertama yang lahir setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok. Sebagai seorang nasionalis Tiongkok, ia telah memperketat pembatasan atas masyarakat sipil dan wacana ideologis dengan meningkatkan penyensoran dan pengawasan massal. 

Sebagai tokoh utama generasi kelima kepemimpinan Republik Rakyat, Xi telah memusatkan kekuasaan kelembagaan dengan mengambil berbagai posisi kepemimpinan, termasuk memimpin Komisi Keamanan Nasional yang baru dibentuk, serta komite pengarah baru untuk reformasi ekonomi dan sosial, restrukturisasi dan modernisasi militer, dan Internet. Pemikiran politik Xi telah dituangkan dalam konstitusi partai dan negara. Masa jabatannya juga telah melihat kembalinya kultus kepribadian dan penghapusan batasan masa jabatan untuk jabatan presiden pada tahun 2018.

Xi Jinping diperkirakan memiliki kekayaan bersih USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 25 triliun (kurs 16.798 per dolar AS)

Infografis Tarif Impor Ala Donald Trump.
Infografis Tarif Impor Ala Donald Trump. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya